Jumat, 13 Januari 2017

Pendakian Gunung Penanggungan Via Tamiajeng

Berawal dari rasa penasaran ketika melewati jalan Surabaya menuju Malang dan bertanya-tanya Gunung apakah itu. Gunung yang nampak sangat gagah, tinggi dan berbentuk kerucut layaknya Gunung Semeru. Setelah mencari-cari info melalui mbah google dan ternyata Gunung itu bernama Gunung Penanggungan.

Setelah mengetahui namanya, terlitas dipikiran sepertinya asik juga jika mendaki gunung tersebut yang pada akhirnya pada tahun lalu berhasil mendaki Gunung tersbeut hingga puncak.

Gunung Penanggungan terletak diantara dua Kabupaten yaitu Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto. Gunung ini sering disebut sebagai miniatur semeru karena bentuk puncak yang hampir sama dan Gunung ini merupakan Gunung berapi yang sedang tidak aktif. Gunung Penanggungan memiliki ketinggian 1653 Mdpl. Gunung ini memang tidak terlalu tinggi akan tetapi jangan meremehkannya karena gunung ini kecil kecil si cabe rawit. 

Gunung Penanggungan yang jaraknya begitu dekat dengan kota Surabaya ini memang menjadi tujuan para pendaki yang tidak mempunyai waktu banyak untuk menikmati kesejukan udara pegunungan. Gunung Penanggungan memiliki beberapa jalur yaitu Jalur Jolotundo, Gajahmungkur, Kunjoro Wesi dan yang paling populer adalah Jalur Tamiajeng. Jalur Tamiajeng merupakan jalur paling populer karena jalur ini merupakan jalur pendakian dengan waktu paling singkat. Jalur Jolotundo merupakan jalur resmi yang memiliki jalur lebih panjang dan akan melewati banyak situs sejarah.

Pada tulisan singkat kali ini saya akan sedikit bercerita dengan pendakian saya dan teman saya melalui jalur Tamiajeng. Jalur Tamiajeng ini berada di Trawas Mojokerto. Ketika itu kami menggunakan sepeda motor untuk menuju basecamp pendakian. Rute yang kami lewati Surabaya menuju Sidorjo kemudian krian dan menuju arah trawas. Setelah Polsek nanti kami belok kiri menuju ke arah UTC (Ubaya Training Center) dan lurus sedikit kami sudah tiba di Basecamp. Waktu tempuh Surabaya-Basecamp kurang lebih 1 jam.
Sebelum Mendaki berfoto di Pintu Masuk Gunung Penanggungan
Pendakian menuju puncak Gunung Penangungan melalui jalur Tamiajeng akan melewati 4 Pos. Dari pos perizinan menuju Pos 1 merupakan jalur landai dan berbatu. Jalur ini merupakan jalur pemanasan. Waktu tempuh ke pos 1 ini hanya 30 menit. Di Pos 1 terdapat warung yang menjual makanan dan minuman segar.
Setelah melewati Pos 1, kami menuju Pos 2. Jalur menuju Pos 2 merupakan jalur berbatu yang masih agak landai dan beberapa kali tanjakan kecil. Untuk menuju Pos 2 membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Di Pos 2 ini terdapat shelter yang dapat kita gunakan untuk berisitirahat.

Setelah melewati Pos 2, untuk menuju pos 3, jalur berubah menjadi jalur tanah yang sudah mulai menanjak. Jalur yang licin ketika hujan turun sehingga kita harus berhati-hati. Jalur dari pos 2 hingga pos 3 sebenarnya tidak begitu jauh akan tetapi karena jalur yang menanjak sehingga terasa lama dan harus pandai mengatur nafas. Waktu tempuh pos 2 hingga pos 3 kurang lebih 1 jam. Di Pos 3 ini juga terdapat shelter dan kami berisitirahat agak lama di pos ini.

Setelah mengisi energi kembali, kami melanjutkan perjalanan ke Pos 4. Trek yang kami lewati semakin menanjak dan berkelok. Jalur tanah dan beberapa harus melewati batuan besar. Dari pos 3 ke pos 4 memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Jalur yang menanjak cukup terjal, kami tak hanya menggunakan 2 kaki kami untuk mendaki akan tetapi 2 tangan kami juga digunakan untuk merayap dan menarik badan kami dengan bertumpu pada bebatuan dan ranting-ranting pohon.

Setelah melewati Pos 4, jalur sedikit menanjak dengan medan berbatu sedikit berpasir. jalur yang dengan kondisi jalan sedikit terbuka karena akan mencapai batas vegetasi. Dijalur ini  kita sudah melihat keindahan kota dan Gunung-gunung lainnya yang berada didekat Gunung Penanggungan. setelah 30 menit mendaki, tibalah kami di Puncak Bayangan. Puncak Bayangan ini merupakan lahan terbuka yang cukup luas. Disini biasanya para pendaki mendirikan tenda untuk bermalam sebelum melanjutkan perjalanan menuju Puncak. Di Puncak Bayangan ini, kami dapat melihat gemerlap lampu kota ketika malam dan indah dan gagahnya Gunung Arjuno Welirang ketika siang hari. Waktu tempuh dari pos perizinan hingga ke Puncak Bayangan normalnya 4 jam.

Setelah bermalam di Puncak Bayangan, pada pukul 04.00 kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dari Puncak Bayangan menuju Puncak Gunung Penanggungan membutuhkan waktu 1 jam dengan medan yang sangat menanjak dengan kemiringan hingga 50 derajat dengan jalan berpasir dan berbatu. Meskipun gunung ini tidak tinggi, untuk mendaki gunung ini cukup membuat kami merayap perlahan untuk menuju puncak. 
Foto-Foto di Puncak Bayangan dengan latar belakang Gunung Arjuno Welirang
Pukul 05.00 pun kami tiba di Puncak Penanggungan yang sering disebut sebagai Puncak Pawitra yang berarti kabut. Karena puncak gunung ini sering tertutup oleh kabut. Puncak Pawitra pagi kala itu, matahari mulai terbit dari ufuk timur. Warna jingga berkolabarosi dengan langit yang membiru. Di sebelah timur Puncak Mahameru pun terlihat dengan jelas. Ketika hari semakin siang, luasnya lumpur di Porong pun juga terlihat. Puncak Pawitra kala itu sedang hijau. Rumput-Rumput dan ilalang di Puncak Pawitra sedang cantik-cantiknya. 
Sedikit Jepretan dari Puncak Penanggungan
Puncak Penanggungan, tidak begitu tinggi tetapi pemandangannya sangat keren, kamu kapan kesini?

3 komentar: