Selasa, 31 Desember 2013

One Day Trip di Pacitan


21 Desember 2013, hujan rintik rintik menemani perjalanan yang tertunda dari awal oktober dan baru terealisasi bulan Desember ini. Perjalanan kali ini, saya akan coba menelusuri Kota Pacitan yang terkenal dengan sebutan Kota Seribu Satu Goa. Karena waktu yang terbatas, saya hanya menelusuri kota ini dalam satu hari saja sehingga hanya 2 tempat saja yang saya dapat kunjungi.
Pacitan “Kota Seribu Satu Goa” merupakan Kota di ujung barat Provinsi Jawa Timur. Kota yang dikenal juga karena merupakan kota asal pak presiden SBY. Kota yang berbatasan dengan daerah istimewa Yogyakarta. Kota yang dilintasi pegunungan kapur yang karena itu banyak gua-gua bawha tanah.
Pagi hari pukul 05.00 saya dan teman teman pun sudah berangkat menuju kota Pacitan. Untuk menuju kota Pacitan, dari blitar ditempuh dengan waktu kurang lebih 6 jam perjalanan. Perjalanan menuju pacitan melewati rute Blitar-Tulungagung-Trenggalek-Ponorogo-Pacitan. Dengan medan yang berkelok-kelok melewati daerah pegunungan dan tebing-tebing yang rawan longsor karena sekarang musim hujan. Sekitar pukul 10.00 ketika melewati wilayah Trenggalek pun perjalanan kami terhenti sekitar 30 menit karena ada jalan yang tertutup longsor. 
Setelah menunggu jalur longsor dibersihkan, kami pun melanjutkan perjalanan dengan trek jalan yang semakin berkelok dan ditambah hujan deras mengguyur sehingga jarak pandang terganggu. 2 jam perjalanan pun terlewati akhitnya kami tiba di pacitan. Tujuan pertama saya dan teman teman adalah menuju Goa Gong.
Goa Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung jaraknya lumayan jauh dari pusat kota Pacitan. Jaraknya kurang lebih 35 KM atau 45 menit. Goa Gong pernah diklaim sebagai goa terindah di asia tenggara. Dinamakan Goa Gong karena katanta suara seperti gong pernah terdengar dari dalam Goa.
Tiket Masuk untuk masuk ke Goa Gong hanya Rp6.000 dan untungnya pas kami datang ketempat ini, Goa gong tengah sepi mungkin karena sedang hujan turun sehingga kita dapat lebih leluasa untuk mengeksplore isi dalam goa. Mulut Goa yang tidak begitu besar akan tetapi didalamnya sangat luas. 
Keindahan Goa Gong terlihat dari stalaktit dan stalakmitnya yang dipadu dengan pancaran cahaya lampu yang berubah ubah warna setiap saat yang disorotkan ke stalaktit dan stalakmit tersebut. Didalam sudah dibangun tangga dan pembatas yang membuat kita tak perlu khawatir jatuh atau terpeleset. Goa yang dalam membuat udara didalam cukup pengap walau dibeberapa titik ada pendingin udara.
Hal unik yang terdapat di Goa ini, Goa ini memiliki beberapa ruangan. Ruang pertama adalah sendang bidadari dan ruang berikutnya terdapat batu yang sangat indah dan di bagian akhir ada ruangan yang cukup besar. Dan berikutnya ruang petapaan dan yang terakhir ruang batu gong. Stalaktit dan stalakmit di goa ini pun diberi nama  seperti selo citro cipto agung, selo giri dll. Dan di goa ini pun terdapat sumber mata air.
Setelah menelusuri seleruh isi Goa Gong, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pantai Klayar. Sebenarnya di dekat goa gong terdapat Goa tabuhan akan tetapi kami tidak menuju kesana dan kami pun segera menuju Pantai Klayar.
Pantai Klayar letaknya tidak jauh dari Goa Gong Cuma 30menitan. Jalan menuju Pantai klayar masih rada rusak dan kecil sehingga agak sulit ketika berpapasan dengan mobil dari lawan arah. Pantai klayar memiliki hamparan pasir putih yang sayangnya ketika kami ke pantai ini sedang hujan deras sehingga view pantai klayar yang kami dapat kurang maksimal. Pantai yang diapit bukit di sisi kanan dan bisa naik ke bukit tersebut untuk memandang secara keseluruhan pantai klayar.
Berjalan ke sisi timur kita dapat melewati sungai kecil yang bertemu dengan laut. dan diujung timur akan menemukan sebuah laguna kecil yang diapit batu karang. Laguna kecil yang sangat menarik dengan ombak besar yang suaranya begitu merdu ketika bertabrakan dengan karang. Ombak yang menabrak batu karang dengan kerasnya yang menimbulkan efek air terjun didinding karang dengan buih putih yang sangat indah. di sisi timur pun terdapat batu yang kalo dilihat mirip "Spink" seperti yang terdapat di mesir
Menikmati badai di pantai klayar sehingga kurang puas untuk mengeksplore tempat ini, suatu saat akan kembali lagi (mungkin)
pukul 17.00 pun kami memutuskan untuk kembali pulang...
bye pacitan...
"Kota Seribu Satu Goa"

Jumat, 27 Desember 2013

Berakhir Pekan di Utara Jakarta


Sabtu, 16 November 2013, Pagi hari di saat orang lain masih tidur, suara orang mengaji di masjid pun belum terdengar, ane udah harus bangun dan harus berangkat ke bandara untuk mengejar penerbangan Surabaya ke Jakarta yang paling pagi. Pukul 05.00 pun pesawat yang saya tumpangi sudah siap lepas landas dann akhirnya sejam sepuluh menit  kemudian saya sudah tiba di Jakarta.
Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta ane pun mesti buru-buru buat ngejar kapal penyebrangan di pelabuhan muara angke lama karena jadwal penyebrangan ane jam 07.30 kalo telat mesti nunggu sampe jam 1 -,-. karena masih pagi, jalanan Jakarta pun tak macet seperti biasanya Alhamdulillah jam 07.00 ane udah sampe di muara angke.
Tepat pukul 07.30 kapal pun berangkat. Cuaca yang agak mendung dan gelombang yang cukup tinggi membuat penyebrangan kali ini cukup memacu andrenalin dan sedikit mengocok perut. Kapal yang cukup penuh dan kadang untuk meluruskan kaki saja susah. Biaya penyebrangan dari muara angke ke pulau tidung sebesar Rp.35.000 cukup murah kalau mau yang lebih mahal bisa menggunakan speed boat dari Pelabuhan penyebrangan marina, Ancol.
2 jam 30 menit di atas laut menikmati perjalanan dengan memandang indahnya pulau pulau kecil di sepanjang perjalanan, akhirnya sampai juga di Pulau Tidung. Pulau Tidung terdiri dari dua pulau yaitu Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil yang memanjang dari barat ke timur. Pulau tidung kecil merupakan pulau tak berpenghuni yang hanya ada hutan mangrove.
Setibanya di Pulau Tidung, ane pun beserta temen yang lain segera menuju penginapan. Penginapan yang langsung berhadapan dengan laut menambah nyaman penginapan ini. Istirahat sejenak sambil menikmati suara turunnya hujan. Yaaaa sampe di pulau tidung langsung di sambut dengan hujan.
Setelah hujan reda, kami pun segera mengeksplore Pulau Tidung mulai dari ujung barat dengan menggunakan sepeda. Di Ujung barat Pulau tidung ini terdapat pantai yang untungnya pas kami datang ke sini sepiii sekali. Air yang masih bersih dan jernih gak nyangka sih ini di JAKARTA. Pantai pasir yang putih dan menikmati angina laut di atas saung sambil menikmati Es kelapa.

Setelah bermain main air dan es kelapa pun abis, kami segera menuju spot utama Pulau Tidung di sebelah timur. Dengan bersepeda ria kurang lebih 3 KM sampailah kami di Pantai Tanjungan Timur. Di tempat ini kita dapat menyaksikan atau bermain wahana air seperti banana boat, jestky, Cano dll. Tempat Favorit Pulau Tidung adalah Jembatan Cinta. Jembatan Cinta merupakan Ikon Pulau tidung. 
Pulau Tidung besar dan tidung kecil di hubungkan dengan jembatan yang memanjang dan memiliki ciri khas warna pink. Dari atas jembatan ini kita dapat menyaksikan permainan wahan laut dan dapat melihat indahnya karang-karang laut dari atas karena air yang begitu jernih. Dari jembatan ini kita juga dapat menikmati indanya sang surya tenggelam.
Jembatan Cinta
Hari pun semakin sore dan kami memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk bersih bersih dan istirahat. Ketika malam, hujan pun turun dengan lebatnya dan menambah suasana dingin di penginapan. Hari semakin malam dan istirahat sajaaa agar bisa bangun pagi untuk menikmati indahnya sunrise
Pagi hari di pulau tidung, cuaca mendung menemani olahraga pagi dengan sepeda menuju kembali ke jembatan cinta. Pagi itu tempat ini sudah ramai sekali. Sudah pada siap untuk bermain wahana air yang tersedia. 
Pulau tidung nan elok, semoga keindahan mu tetap terjaga hingga akhirnya anak cucu bisa menikmati keindahanmu.
hari semakin siang, kami pun harus segera berkemas dan kembali pulang...
bye pulau Tidung
semoga keindahan mu tetap terjaga sampai kapan pun

Senin, 16 Desember 2013

Blusukan ke Pantai Selatan Yogyakarta


Minggu pagi 10 November 2013, setelah kemarin menelusuri pantai dari barat hingga ujung timur dan kembali ke barat, setelah menikmati keindahan laut selatan “Kota Istimewa”, menikmati deburan ombak Pantai Kukup hingga tengah malam, pagi ini saya bersiap melanjutkan perjalanan dalam edisi blusukan ke Pantai Selatan Yogyakarta.
Pagi di kala sang surya mulai menampakan batang hidungnya, saya pun terbangun dan bersiap menikmati keindahan merahnya pagi matahari terbit dari Pantai Kukup. Menikmati indahnya sunrise dan berinteraksi dengan warga sekitar khususnya para petani rumput laut yang sedang mencari rumput laut. 
Pagi itu air laut yang surut membuat kita dapat mengeksplore seluruh seluk beluk Pantai Kukup. Karang karang yang indah, melihat ikan ikan kecil warna warni yang terjebak di antara celah karang, memandang luas hijaunya rumput laut di tempat ini. Berjalan menuju timur menikmati Pasir pantai di balik bukit yang sulit dilakukan jika air sedang pasang. Menikmati angin laut di pagi hari yang sejuk, rebahan di atas pasir yang halus aaaaaaaaaaahhhh surga duniaaaa. 
Ketika hari semakin siang dan air laut pun mulai naik kembali, saya pun segera kembali ke penginapan. Bersih bersih dan sarapan di warung makan depan penginapan dan selanjutnya menuju pantai Pok Tunggal.

Pantai Pok Tunggal
Pantai Pok Tunggal ini terletak di Desa Tepus. Dari pantai Kukup kurang lebih 30 menit perjalanan. Kalo dari Yogya ya jauh hehehhe 2,5 jam perjalanan kurang lebih. Untuk memasuki pantai ini hanya dapat dilalui dengan mobil kecil atau motor, bus besar tidak bisa masuk karena jalan yang kecil. Kalau jalan dari jalan utama kurang lebih 5KMan :D
Pesona pantai Pok Tunggal ini kita akan melihat barisan tebing karang yang berdiri tegak di pinggir pantai seolah olah menjadi benteng. Tebing karang tinggi kurang lebih 50 meter yang terdapat jalan setapak dan tangga sehingga kita dapat menaiki tebing tersebut.
Dari tebing tinggi ini kita dapat menikmati hamparan pasir putih pantai pok tunggal. Menikmati angin semriwing yang menghilangkan rasa panas khas kawasan pantai. Memandang luasnya lautan Indonesia dan memandang orang-orang yang sedang bermain air dari ketinggian.
Setelah menikmati keindahan pantai pok tunggal kami pun segera melanjutkan perjalanan ke pantai sundak.

Pantai Sundak
Pantai Sundak terletak di Desa Sidoharjo atau letaknya di sebelah Pantai indrayanti. Pantai Sundak menurut salah satu blog yang saya baca, Pantai Sundak berasal dari kata ASU dan Landak. Pergelutan yang meninggalkan jejak jejak bagi penduduk sekitar akan adanya sebuah gua dengan sumber air tawar di dalamnya. Pantai Sundak memiliki keindahan dan pesona pantai yang sangat indah .Sundak, salah satu Pesona Gunungkidul yang masih terkubur, terkabur akan berita yang simpang siur.Sundak sebagai sebuah tonggak, bahwa Gunungkidul bukanlah kekerontangan namun sebuah keindahan nan eksotis.
Hamparan pasir putih menambah pesona indahnya pantai ini di tambah fasilitas yang cukup mendukung seperti warung warung makan yang banyak dengan harga terjangkau, fasilitas kamar mandi yang cukup menjadikan pantai ini cocok untuk tujuan wisata anda. 
Pantai sundak ini merupakan pantai terakhir yang kami kunjungi dalam edisi blusukan ke pantai selatan Yogyakarta kali ini. Dan akhirnya kami pun harus segera kembali ke kota.
Sambil menunggu jadwal kereta yang akan membawa kami ke kota masing masing, kami pun meyempatkan diri menikmati ramainya suanana kota dan menikmati sedikit sajian kuliner khas kota istimewa di salah satu tempat makan yang cukup terkenal di tempat ini.
Sampai jumpa lagi kota istimewa……