Kamis, 28 November 2013

Curug Cikaso, Air Terjun Tersembunyi di Sukabumi


Curug Cikaso merupakan salah satu Air terjun di daerah Sukabumi.Tepatnya di daerah kampung Ciniti, kecamatan Surade, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Curug ini bisa disebut satu paket jika kita mau ke pantai ujung genteng. Dengan jarak 15 KM dari jampang kulon atau 100 KM dari Sukabumi dengan waktu tempuh kurang lebih 8 jam atau 30 KM sebelum ujung genteng.
Ketika itu saya dari Jakarta mengendarai sepeda motor untuk menuju Curug ini. Jalan di malam hari dengan kondisi jalan pegunungan yang gelap dan sangat rusak hhmmm perjalanan yang cukup menantang. Ketika melintasi wilayah Cibadak Sukabumi pun sempat mendapat terror entah dari mana ada yang menimpuk botol ke rombongan kami. Menelusuri jalan melewati Pantai simpanan-hutan-kebun teh-hutan lagi dengan kurang lebih 10 jam perjalanan saya pun tiba di kecamatan Surade.
Untuk menuju Curug Cikaso setelah melewati Jampang kulon dan memasuki kawasan Surade, nanti kita menemui pertigaan kemudian kita belok kiri dan tinggal mengikuti jalan saja. Jarak dari pertigaan tersebut ke Curug Cikaso kurang lebih 12 KM. dan akhirnya setelah 11 jam perjalanan saya pun sampai di Curug Cikaso
Setelah memarkirkan kendaraan di sekitaran rumah warga, perjalanan pun di lanjutkan dengan naik perahu menelusuri sungai. Untuk menyewa perahu ini di kenakan biaya kurang lebih Rp100.000.perahu dengan kapasitas 10 orang.Kurang lebih 20 menit saya pun sampai di Curug Cikaso. Suara air berjatuhan yang sangat merdu sudah mulai terdengar
Perahu yang kami tumpangi menelusuri sungai
Curug Cikaso ini terdapat tiga titik air terjun yang berdampingan dalam satu lokasi. Di tiap lokasi ini terbentuk kolam yang airnya jernih sekali. Sayangnya hanya satu kolam yang boleh dijadikan tempat berenang karena 2 kolam yang lain kedalamannya bisa mencapai 30 meter. Tiga titik air terjun itu memiliki nama tersendiri yaitu Curug meong, Curug Asepan dan Curug Aki. Tinggi Curug ini kurang lebih 75 meter.
Menikmati percikan air dan mendengarkan alunan suara ketika air jatuh membentur bebatuan membuat betah di tempat ini. Ditambah segarnya air membuat kita sangat ingin berenang. Sayangnya ane gak bisa berenang jadi Cuma bisa liatin temen ane pada berenang. Badan capek dan ngantuk setelah melewati perjalanan lintas batas pun langsung hilang ketika kita sudah mulai bermain air di Curug ini.
Curug Cikaso memiliki keindahan yang sangat indah dan dapat diandalkan menjadi tujuan wisata di akhir pecan namun sayang akses menuju tempat ini kurang memadai karena banyak jalan yang rusak.Yah semoga aja pemerintah setempat lebih tanggap.
Setelah menikmati dinginya air di Curug Cikaso ini, saya pun melanjutkan perjalanan menuju ujung genteng.Perjalanan masih panjang……
 Pagi di Ujung Genteng

Rabu, 27 November 2013

Menggalau Ria Di Pulau Sempu


“Menggalau Ria di Pulau Sempu” itulah thread ajakan mba yessy asal Jakarta di salah satu web jalan-jalan. Dengan menyesuaikan jadwal yang ada saya pun akhirnya memutuskan untuk ikut. Pulau sempu merupakan pulau tak berpenghuni di sebelah selatan Malang tepatnya di wilayah kecamatan sumber manjing wetan kabupaten Malang. Pulau sempu merupakan kawasan cagar alam oleh karena itu hanya di huni oleh flora dan fauna saja.
Sabtu pagi saat selesai menyelesaikan ibadah salat subuh, saya pun berangkat menuju kota Malang. Gerimis di kala pagi membuat dingin Surabaya di pagi itu. Dengan menaiki “Restu” dari terminal bungurasih dengan tarif Rp13.000 saya pun menuju kota Malang. Gerimis pagi di Surabaya dan indahnya sunrise di atas lumpur lapindo menemani perjalanan pagi saya menuju kota malang.
2 jam perjalanan saya pun sampai di terminal arjosari malang. Di lanjut naik angkot AG saya pun menuju stasiun malang lama yang merupakan titik kumpul dengan teman yang lain. Dengan skuad hamper 14 orang yang berasal dari Jakarta, Surabaya dan malang.
Tepat pukul 09.30 kami pun segera menuju pantai sendang biru. Dari kota malang ke pantai sendang biru kurang lebih 80KM dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. Jalan berkelok, menanjak dan menurun rute yang harus di lalui. Panas terik dan angina yang kencang sangat akrab dalam perjalanan ini karena kami menaiki mobil bak terbuka :D
Setelah hamper 3 jam perjalanan, kami pun sampai di Pantai sendang Biru. Pantai ini merupakan tempat kita awal kita untuk menyebrang ke Pulau sempu. Setelah membayar retribusi di Pantai sendang biru, kami pun istirahat sejenak di pantai ini. Sambil menunggu urus perizinan polisi hutan, kami pun melengkapi logistic yang perlu di bawa. Karena di pulau sempu tidak ada sumber air tawar apalagi penjual makan minum jadi kami harus membawa persediaan air yang cukup dan makanan. Kalau tidak membawa tenda, di pantai sendang biru juga kita bisa menyewa tenda.
Perahu Perahu di Sendang Biru
Perizinan sudah beres, kami pun segera menaiki perahu nelayan untuk menyebrang ke Pulau sempu. Dengan tarif Rp.100.000 dengan kapasitas perahu 10 orang. Dari sendang biru ke pulau sempu waltu yang ditempuh hanya kurang lebih 15 menit. Dan kami pun menepi di teluk semut.
Teluk Semut
Jalur untuk menjelajah pulau sempu pada umumnya ada 2 yaitu rute Teluk semut lansung ke segara anakan. Selain itu ada rute yang paling disukai pecinta alam karena trek yang menantang dan lebih mengelilingi pulau sempu yaitu rute jalan timur pantai waru waru ke telaga lele berlanjut ke telaga sat, pantai kura-kura, pantai pasir panjang, segara anakan. Dari 2 rute tersebut kami lebih memilih rute pertama karena lebih menghemat waktu.
Dari teluk semut kami mulai tracking menelusuri jalan setapak. Menelusuri hutan yang masih lebat. Sesekali kami harus meloncat, menunduk untuk menghindari bekas pepohonan yang tumbang. Perjalanan yang sungguh nikamt ketika bisa mendengar suara suara hewan dari kejauhan, melihat monyet berkeliaran di sekitar kita. Sungguh pulau yang masih sangat terjaga keasriaanya.
2 jam berjalan, kami pun sudah melihat laguna segara anakan. Ketika berjalan sedikit lagi, agak kaget ketika melihat sudah banyak tenda tenda berdiri di pinggir segara anakan. Gagal rupanya untuk “Menggalau Ria” kalo ramai seperti itu. Setelah sampai di segara anakan kami pun di sambut dengan monyet-monyet dan bule yang sedang berjemur dengan bikininya -,- dan kami pun segera mencari spot untuk mendirikan tenda.
 Ramai Sekali -,-
Laguna segara anakan ini merupakan tempat seperti danau di tengah pulau yang airnya terisi air laut melalui celah karang. Air yang bersih dan jernih membuat nyaman untuk berenang. Di tambah lagi airnya yang cukup dingin. Pesona pulau sempu lain iyalah keindahan luasnya samudera dari balik pulau ini.
Celah Karang
Ketika malam, di saat bulan menampakan seluruh tubuhnya, purnama yang indah akan tetapi air laut menjadi pasang. Sehingga kami pun berkali kali menggeser tenda agar tidak kena air pasang. Alhasil malam itu kebanyakan tidak tiudr karena waspada banjir :D
Luasnya Samudra
Malam dingin hanya dihangatkan dengan api unggun, gelap hanya diterangi lampu senter, kehangatan kebersamaan dengan teman teman baru melengkapi kisah perjalanan kali ini.
Pulau sempu sebuah cagar alam oleh karena itu semua pengunjung yang datang ketempat ini wajib menjaga kebersihan, keasrian pulau ini.
Terima kasih buat mba yessy, mas yogi si dokter spesialis, 3 orang skuad Jakampus UIN, 2 Orang Skuadra KPP Jakarta Tambora dan lainnya untuk trip kali ini.

Senin, 25 November 2013

Africa Van Java, Taman Nasional Baluran


Terik matahari menemani perjalanan saya menuju Africa Van Java, Taman Nasional Baluran. Siapa yang tak kenal Africa, sebuah benua yang memiliki padang savanna yang luas dan diisi hewan hewan liar. Kali ini saya mengunjungi  “Little Africa” Taman Nasional Baluran.
Taman Nasional Baluran terletak di Wilayah Banyuputih sebelah utara Banyuwangi atau masuk wilayah kabupaten Situbondo. Untuk menuju taman nasional ini sangat mudah karena melintasi jalan provinsi yang menghubungkan Surabaya-Banyuwangi. Dari Surabaya melewati jalur Surabaya-Sidordjo-Bangil-Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Batangan yang merupakan pintu gerbang Taman NAsional Baluran. Dinamakan Taman Nasional Baluran karena didekat taman nasional ini ada sebuah Gunung yang bernama Gunung Baluran.
Untuk memasuki Taman Nasional Baluran kita harus membeli tiket masuk seharga Rp20.000/orang (per September 2013). Jika kita tidak membawa kendaraan pribadi bisa naik ojek atau menyewa mobil untuk sampai ke bekol. Bekol ini merupakan wilayah yang memiliki padang savanna yang luas sekali. Dan di Bekol ini ada menara pandang untuk melihat luasnya savanna dari ketinggian. 
Dari pintu gerbang ke Bekol kurang lebih menempuh perjalanan sepanjang kurang lebih 13KM dengan kondisi jalan yang agak rusak. Sisi kanan kiri jalan menuju Bekol penuh dengan vegetasi vegetasi yang lebat dan masih sangat terjaga. Bahkan sampai sampai ada tulisan “Dilarang Memancing” yang menandakan tempat ini memang sangat dijaga kelestariannya.
Setengah jam berlalu, kami pun sampai juga di bekol. Panas terik khas Africa dan padang savanna yang luas benar benar menunjukan Taman Nasional Baluran pantas untuk disebut Africa Van Java. Savanna yang luas dan diperindah dengan cantiknya Gunung Baluran dari kejauhan. Menikmati hembusan angin ditempat ini sungguh membuat fresh otak kita.
Savana dengan latar belakang Gunung Baluran
Setelah puas menikmati padang savanna dari bekol, kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Bama. Letak Pantai Bama masih di Wilayah Taman Nasional Baluran jaraknya 3KM dari Bekol. Dalam perjalanan ke pantai bama, kami pun bisa melihat hewan hewan-hewan berkeliaran bebas seperti rusa, monyet, merak dll. Dari bekol ke pantai bama Cuma ditembuh 15menitan.
Setibanya di pantai bama, kami pun segera mengeksplorasi tempat ini, tempat yang pertama kami kunjungi iyalah kawasan wisata mangrovenya. Disebelah sisi kanan pantai ini masih terdapat hutan mangrove yang masih lebat. Sejuknya hutan mangrove ditambah semriwingnya angin laut semakin membuat betah untuk berlama-lama ditempat ini. Setelah puas kami pun segera menuju sisi lain pantai bama. Pasir putih yang halus dan masih bersih membuat pantai ini sangat pas untuk dijadikan tempat liburan akhir pekan.
Waktu terbaik untuk mengunjungi pantai bama iyalah pagi hari. Karena dari pantai ini kita bisa menikmati sunrise dan ketika air laut masih surut kita dapat melihat biota-biota laut yang ada di sini.
Karena waktu semakin sore, kami pun segera bergegas pulang dalam perjalanan pulang kami sebentar melihat sebuah gua peninggalan zaman dahulu didekat pos pintu keluar taman nasional baluran. Sayang gua ini sudah ditutup sebagian karena konon kata petugas yang menemani kami ketempat itu pernah dijadikan sarang ular besar yang akhirnya gua itu ditutup.

Dapat menikmati Savana layaknya di Africa, menunjukan Tanah Air ini memang memiliki Keindahan alam yang luar biasa
Angin segar bertiup
Aku berdiri diatas tanah negeri ku
Berdiri dibawah langit neger iku
Betapa indahnya negeri ku

Minggu, 24 November 2013

Si Api Biru dan Sunrise di Kawah Ijen


Waktu menunjukan pukul 00.00, suara gamelan masih terdengar dari kejauhan, udara dingin menusuk tubuh. saya pun harus bangun dari tidur. Suasana ramai di luar penginapan, rupanya sudah banyak yang bangun lebih awal dari saya.Iya mereka sengaja bangun   sepagi ini agar bisa melihat fenomena alam Blue Fire di KawanIjen
Kawah Ijen, tempat wisata yang sangat popular di JawaTimur.Ketika kita memasukan kata “Ijen” di mesin pencari semisal  google,banyak sekali artikel-artikel yang membahas ijen. Kawah Ijen terletak di perbatasan antara Banyuwangi dan Bondowoso.
Kawah ijen merupakan danau kawah terbesar di Indonesia.Danau yang berwarna kehijauan yang sangat indah.Udara dingin pegunungan membuat tempat ini menjadi tujuan wisata favorit.
Pukul 01.00, kami pun sudah bersiap menuju pos paltuding. Paltuding merupakan pos pendakian untuk melakukan perizinan. Setelah perizinan beres kami pun mulai menelusuri jalan setapak di tengah gelapnya malam. Berjalan melawan dingin menerobos deburan angin Gunung.
Perlahan kami mendaki, tak terasa sudah satu jam dan kami pun sampai di pos bunder. Pos yang unik karena berbentuk lingkaran dan merupakan tempat para penambang tradisional berisitirahat juga.Beristirahat sejenak setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan.Setelah pos bunder, trek yang kami lalui relative landai.Di sepanjang perjalanan kitasering kali melihat para penambang belerang hilir mudik membawa hasil tambangnya.Pemandangan yang sangat indah membuat trek yang kita lalui menjadi tak terasa.

Dingin malam tak terasa

Gemuruh angin menghilang sunyi

Tatkala cahaya rembulan menyinari

Menjadi petunjuk walau setitik

Awan putih menutup mentari

Merah merona sungguh menggoda

Puncak Gunung mencakar langit

Berselimut kabut di kala pagi

dan teringat sebuah lirik lagu yang sangat menggetarkan jiwa ketika mendaki sebuha gunung

Sepenggal lirik lagu dewa19


Menatap jalan setapak
Bertanya-tanya sampai kapan kah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersamasa habat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Masih kah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Di sana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba


Sejam dari pos bunder, kami pun sampai di kawah ijen, ternyata sudah cukup ramai dengan bule-bule  yang memang sudah berangkat lebih awal dari saya. Mereka sangat antusias sekali untuk menyaksikan fenomena alam Blue Fire. Blue fire terletak di bawah sehingga kita harus sedikit menuruni kawah. Karena terlalu ramai kami pun memutuskan hanya menyaksikan blue fire dari atas.
Blue Fire dari ketinggian 

Blue fire ini hanya terlihat sekitar pukul 1sampai pukul 4 saja. Setelah puas menyaksikan blue fire kami pun kembali berjalan menuju puncak untuk menyaksikan merahnya mentari pagi ketika mulai menyapa.Dari tempat kami berdiri pun bisa melihat kegiatan pengambilan belerang yang berwarna kuning cerah.
Sunrise dari Kawah Ijen
 
 
 di jalan mau turun
Puas menikmati udara pagi dan indahnya sunrise, kami pun segera turun ke pos paltuding karena mulai mencium bau belerang yang sangat menyengat. Kawah ijen memang memiliki sejuta keindahan yang sangat wajar jika banyak wisatawan yang ingin mengunjungi tempat ini.
Cenderamata khas ijen, dari bahan belerang

Sedikit tambahan, untuk menuju kawah ijen, dari Surabaya bisa menggunakan bus ke bondowoso dengan waktu tempuh kurang lebih 7 jam atau dengan KA sritanjung atau Mutiara malam dari stasiun gubeng dan turun di stasiun karang asem. Dari tempat ini bisa di lanjutkan menggunakan Elf ke kecamatan sempol kemudian naik ojek ke pos paltuding.Biaya masuk ke kawah ijen Rp2000  saja, cukup murah bukan. Dan kalo butuh penginapan,ketika itu kami menginap di catimor homestay yang dikelola PTPN di daerah blawan bondowoso atau di pos paltuding ada penginapansederhana yang dikelola BUSDA.

Sama halnya dalam hidup, untuk menikmati suatu keindahan maha sempurna ciptaan sang Maha Pencipta memang kadang perlu mengeluarakan ekstra energi akan tetapi itu semua akan terbayar semua ketika kita dapat mencapainya.
See You next time ijen

“Menikmati keindahan ciptaan yang maha kuasa dari ketinggian sekian  ribu meter dari permukaan laut itu memang candu”