Minggu, 19 Maret 2017

Hari Kedua di Bali, Menuju Desa Wanagiri

“A Good Friend Is Like Star. You Can Not Always See It, But You Realize It Will Always Be There.” -  Anonymous
Selamat pagi, hari kedua di Bali. Hari Minggu, pagi itu sangat cerah dan seperti biasanya walau masih jam 9, udara di luar sudah cukup panas. Bahagianya bisa bangun siang ahhaha. Yap liburan kali ini memang tidak menuntut harus ke banyak lokasi wisata. Waktu kami lebih banyak digunakan untuk ber-quality time, ngobrol-ngobrol, cerita-cerita, canda tawa, main kartu yang memang sangat langka untuk kami lakukan secara langsung. Canda tawa kami yang lebih banyak melalui grup telegram ya memang kami terpisah antar pulau.

Pagi hari kami hanya berenang-renang di penginapan, sarapan bersama hingga kami pun hingga tak sadar bahwa waktu sudah menunjukan pukul 11.00. di hari kedua ini. Kami sudah berencana untuk menuju Desa Wanagiri untuk menikmati keindahan Danau Buyan dan mencari udara segar. Selain itu juga kami ingin mengunjungi Spot Selfie yang lagi hits di kalangan penggunan instagram.

Mengutip dari Balieditor.com Kalau anda melewati kawasan itu sepuluh tahun yang lalu, dipastikan anda tidak akan meliriknya. Karena kala itu kesan seram nan ngeri menjadi cap kawasan yang ada di Desa Wanagiri. Tepat jalur jalan raya yang melintas di wilayah itu yang menembus jalur Seririt. Ya, karena jalur itu dulu dikenal sebagai tempat pembuangan mayat. Beda dahulu dengan sekarang, Desa Wanagiri kini menjadi salah satu tujuan wisata alternatif bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan bali dari sisi yang berbeda.

Desa Wanagiri terletak di Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali. untuk menuju Desa Wanagiri sangatlah mudah, jika dari Denpasar, yang pertama kita cari adalah jalan menuju daerah Bedugul yang sudah sangat terkenal karena disana terdapat Pura besar di pinggir Danau Bratan yaitu Pura Ulun Danu. Setelah menemukan Danau Bratan, tinggal mengikuti jalan raya saja hingga menemukan Danau kembali di sebalah kiri dan kemudian belok ke kiri dengan ciri khas jalan dengan tikungan yang sangat tajam. Setelah belok kiri atau sudah berada di Jalan Raya Wanagiri kita tinggal mengikuti jalan kurang lebih 100 meter dan di sebelah kiri lah nanti lokasi wisata Selfie Desa Wanagiri. Jarak tempuh dari Denpasar kurang lebih 60 KM dengan waktu tempuh kurang lebih 90 menit.

Untuk lokasi pertama wisata selfie di atas Danau Buyan ini di pungut biaya Rp10.000 per orang. Di lokasi ini kita dapat merasakan sensasi bermain ayunan di ketinggian dengan latar belakang Danau Buyan yang indah. Selain bermain ayunan, tempat selfie yang dibangun menggunakan anyaman bambu dan dibentuk seperti ujung sebuah perahu dan menjulur panjang hingga pemandangan Danau Buyan terlihat dengan jelas.
Lokasi Pertama
Setelah dari lokasi pertama ini, ternyata ada lokasi wisata selfie yang lain yang lokasinya tidak jauh dari lokasi pertama ini. Kita tinggal mengikuti jalan menuju Danau Tamblingan, jaraknya hanya kurang lebih 1 KM dari lokasi pertama. Lokasi Wisata Selfie kedua ini menampilkan pemandangan yang hampir sama yaitu keindahan Danau Buyan akan tetapi spot selfie ditempat ini lebih unik. Di lokasi kedua ini, terdapat anjungan dengan berbentuk perahu, sangkar burung dan lainnya. Sangat instagenic. Tiket masuk di lokasi ini juga terbilang cukup murah yaitu hanya sebesar Rp10.000 per orang.
Lokasi kedua
Selain spot selfie yang sangat menarik, sisi lain Desa Wanagiri adalah kesejukan udaranya karena Desa ini berada di ketinggian 1000 meter dari atas permukaan laut. Udara sejuk, dingin, keindahan danau yang sesekali tertutup oleh kabut. Ingin merasakan sensasi liburan di Bali yang berbeda, tidak ada salahnya untuk mengunjungi desa Wanagiri.
Masjid di dekat Danau Bratan
Setelah puas berselfie ria, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 16.00, kami pun segera bergegas menuju Jimbaran karena ingin menikmati sunset di Rock Bar. Rock Bar merupakan sebuah lokasi tempat menikmati sunset sambil menikmati makanan dan minuman yang disajikan. Lokasi Rock Bar ini berada di Ayana Resort & Spa yang beralamat di Jalan Karang Mas, Jimbaran. Keunikan Rock Bar ini, kita dapat menikmati sunset di sebuah Bar yang berada di atas batu karang dan untuk menujunya kita harus turun menggunakan lift yang telah disediakan. 

Untuk menuju tempat ini sangat mudah, dari Kuta hanya menuju daerah Jimbaran II dan lurus saja hingga menuju pertigaan yang diportal oleh petugas, ketika ditanya oleh petugas tinggal bilang aja mau ke Rock Bar. Penjagaan disini memang cukup ketat, sampai-sampai bagasi aja harus di buka. Sedangkan kalo belok kiri nanti ketemu Pantai Tegal Wangi. 

Ayana Resort & Spa
Sunset dari Rock Bar
Setelah puas menikmati sunset dan ngemil-ngemil cantik, kami pun bergegas menuju penginapan karena sudah cukup lelah hari itu. Di hari ketiga kami mau kemana?tunggu kisah selanjutanya :D
Santai-santai di Penginapan :D

Kamis, 16 Maret 2017

Ubud, Bali

“Good Friends Only Know About Best Stories In Your Life, But Best Firends Have Lived  Them With You” – Anonymous
Bali, liburan kali ini dalam rangka reuni kecil dengan sahabat-sahabat dari Jawa timur setelah beberapa bulan ini terpisah antar pulau. Dari Pulau Sumatera, Sulawesi, Jawa dan Lombok. Kami pun bertemu di Pulau Bali. Kenapa memilih Bali?karena menurut kami Bali berada di posisi tengah-tengah, padahal sih enggak juga yah :D

Reuni kecil yang sudah beberapa bulan direncanakan, sudah beberapa kali mengubah destinasi mulai dari Bandung, Malang, Derawan hingga ke Karimun Jawa, yang pada akhirnya jatuhlah pilihan kami ke pulau Dewata.

Kami berencana mengarungi pertemuan kami ini selama tiga hari di Pulau Bali. Jumat, 24 Februari 2017, kami pun berangkat satu persatu dari tempat rantau kami. Medan, Jakarta, Makassar, Bitung, Lombok memutuskan untuk berkumpul terlebih dahulu di Bandara yang sebelumnya juga sudah ditunggu oleh sahabat kami yang memang sudah bertugas di Bali.

Pukul 23.00 pun kami sudah berkumpul semua, ngaret 2 jam karena pesawat yang saya tumpangi delay selama hampir 2 jam. Setelah berkumpul semua kami pun bergegas menuju kawasan Ubud dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam dari Bandara Ngurah Rai, Bali.

Ubud merupakan sebuah kawasan yang cocok untuk beristirahat dari penatnya perkotaan. Kawasan yang berada di Kabupaten Gianyar ini masih asri, tenang dan memiliki udara yang sangat sejuk. Ubud terkenal oleh wisatawan karena lokasinya yang terletak di antara hutan dan persawahan yang membuat pemandangan alam yang sangat indah.

Hari pertama di Ubud, pagi harinya kami pun berencana mengunjungi beberapa lokasi wisata yang berada di kawasan ubud ini. Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Desa Tegallalang. Salah satu objek wisata yang paling terkenal di Ubud adalah hamparan sawah yang hijau dan bertingkat-tingkat atau terasering dengan kemiringan yang cukup curam. Hamparan sawah ini telah memikat para wisatawan baik asing maupun lokal. Di Desa ini kita akan merasakan suasana yang nyaman, damai dan tentram. Untuk memasuki persawahan, tidak dipungut biaya hanya sekedar sumbangan sukarela saja. Selain dapat menikmati keindahan alam yang tersedia, pengunjung juga dapat membeli oleh-oleh khas bali yang berjejer sepanjang jalan.
 
Setelah dari Desa Tegallalang, kami pun menuju Bali Pulina. Bali Pulina merupakan kawasan agrowisata kebun kopi dan coklat. Lokasinya masih di Desa Tegallalang, hanya berjarak 100 meter dari kawasan persawahan tepatnya di Jalan Banjar Pujung Kelod. 

Bali Pulina memang saat ini sedang populer dikalangan para pengguna instagram. Lokasi wisata yang memiliki spot foto instagenic ini menarik untuk dikunjungi. Untuk harta tiket masuk cukup mahal sih ya yaitu sebesar Rp100.000

Dengan tiket masuk sebesar itu cukup sebanding sih dengan pelayanan dan fasilitas yang diberikan. Kita dapat mencicipi 8 jenis minuman dengan rasa yang berbeda dan pisang goreng yang disediakan gratis. Kedelapan jenis itu Adalah Pure Cocoa, Bali Coffe, Chocolate Coffe, Ginger Tea, Ginger Coffe, Vanilla Coffe, Lemon Tea, Dan Ginseng Coffe.  Setelah mencicipi kedelapan rasa kita boleh memilih satu untuk dipesan dengan gratis. Tempat-tempat duduk yang disedikan juga cukup unik yaitu terbuat dari kayu dengan bentuk yang natural. Selain itu juga nuansa yang diberikan sangatlah alami dengan pemandangan hijau didepannya. 

Selain menikmati pemandangan dan aneka kopi, kita juga dapat melihat pembuatan kopi secara tradisional. Di Bali Pulina juga terdapat luwak yang dapat kita beri makan dengan biji kopi. 

Bali Pulina juga memiliki Anjungan yang merupakan spot selfie para pengunjung, anjungan yang terbuat dari kayu yang kokoh dengan bentuk yang menyerupai bentuk daun. Untuk menikmati nuansa bali yang lain, tidak ada salahnya untuk datang kesini. :)

Setelah dari Pulina, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke Bukit Campuhan. Bukit Campuhan atau sering disebut sebagai Campuhan Ridge Walk ini berada di         Jalan Bangkiang Sidem. Bukit ini berada di satu kawasan dengan pura Gunung Lebah. Pintu masuknya disebelah pintu masuk Warwick Ibah Luxury Villas & Spa.
Bukit Campuhan menawarkan pemandangan alam yang indah sambil kita jalan-jalan santai menikmati segarnya udara. Sepanjang jalan di Bukit Campuhan, kita akan menikmati hijaunya padang ilalalang yang memenuhi bukit. Bukit ini juga diapit oleh 2 anak sungai, sehingga tercipta lembah dengan rerimbunan pepohonan, dari kejauhan kita dapat melihat pohon dan hamparan persawahan dan juga terlihat hotel dan villa di tebing-tebing yang tinggi. Banyak wisatawan yang datang kesini selain untuk berwisata, tepai juga untuk jogging maupun bersepeda. Tips jika berkunjung kesini, bawalah air mineral karena di lokasi ini tidak ada penjual minuman namun ingat jangan membuang sampah sembarangan. Waktu terbaik untuk kesini adalah pagi hari ataupun sore hari karena jika siang hari, Bukit campuhan sangatlah panas karena merupakan wilayah wisata alam terbuka.

Bukit Campuhan usai kami jelajahi, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke Canggu. Usai sudah perjalanan kami di Ubud. Kami bermalam di daerah Canggu untuk beristirahat untuk melanjutkan perjalanan kami esok harinya.
Nantikan perjalanan hari kedua kami di Pulau Bali ya :D.....mau tau??tunggu yaaa