Selasa, 22 November 2016

Danau Tanralili, Danau Cantik di Kaki Gunung Bawakareng


Gunung Bawakaraeng, siapa yang tak mengenal akan Gunung ini. Gunung yang terletak di Kabupaten Gowa ini mimiliki daya pikat tersendiri. Selain Keindahan pemandangan gunungnya,Bawakaraeng juga memiliki tempat lain yang tak kalah indahnya yaitu Danau Tanralili. Danau Tanralili ini terletak di Kaki gunung Bawakareng. Danau Tanralili ini sering disebut juga sebagai “Ranukumbolo” Gunung Bawakaraeng.

Danau Tanralili merupakan danau yang terbentuk akibat longsoran gunung Bawakareng yang membentuk cekungan yang dalam. Tanralili diambil dari kata nama salah satu kerajaan di Sulawesi Selatan yang terkenal keras dan pemberani. Untuk menuju Danau Tanralili, kita harus trekking selama 3 jam dari desa terakhir yaitu Desa Lengkese.

Untuk menuju Desa Lengkese, dari Makassar saya dan rekan sekantor saya, berangkat menggunakan sepeda motor menuju Malino melalui Jalan Hertasning. Setelah memasuki jalan poros Malino, terdapat 2 pilihan belokan yaitu belok kanan di depan pasar sebelum memasuki kawasan malino menuju kecamatan Parigi, ini merupakan jalur yang paling cepat. Akan tetapi pada waktu itu kami ingin membeli makan terlebih dahulu di Malino sehingga kami belok kanan melalui arah air terjun Takapala atau Air terjun ketemu jodoh. Setelah melewati pintu masuk air terjun tersebut, lurus terus mengikuti jalan yang pada akhirnya akan bertemu dengan jalur yang jika menggunakan jalur kecamatan parigi. Untuk menuju Desa Lengkese sudah banyak petunjuk jalan sehingga sangat memudahkan kita. 

Jembatan Merah Darah, Sebuah Jembatan menuju Desa Lengkese
dari Kantor Kepala Desa Manimbahoi kita belok kiri
Persawahan di Desa Lengkese
Sesampainya di Desa Lengkese, sama seperti di Desa Lembana, Desa terakhir  untuk menuju Puncak Bawakaraeng, di Desa Lengkese ini pun banyak terdapat tempat parkir motor dengan tarif parkir motor Ro5.000. di Desa Lengkese ini, kami pun registrasi dengan biaya Registrasi sebesar Rp5.000
Peta Danau Tanralili
Pintu Gerbang pendakian menuju Danau Tanralili
Untuk menuju Danau Tanralili, kami harus trekking selama 3 jam perjalanan. Dari Basecamp, perjalanan di mulai dengan melintasi jalan tanah dan akan melewati Danau kecil dan setelah itu akan melewati jalur berbatu dengan kondisi terbuka sehingga jika jalan ketika siang hari sangatlah panas menyengat. Setelah berjalan kurang lebih 30 menit, kami bertemu dengan jalan persimpangan yaitu jalan menuju Danau Tanralili dan untuk menuju Lembah Ramma akan tetapi jangan khawatir tersesat karena sudah ada petunjuk arahnya. 
Trek Awal Menuju Danau Tanralili
Persimpangan Jalan antara Danau Tanralili dan Lembah Ramma
Setelah melewati persimpangan tersebut, kami harus menghadapi tanjakan pertama yang cukup terjalan dengan kondisi jalan berbatu dan basah akibat hujan turun. Setelah melewati tanjakan tajam tersebut, kami  disuguhkan oleh pemandangan yang sangat luar biasa. Bukit dan lembah yang hijau dengan aliran sungai dibawah yang terlihat jelas ditambah dengan kabut yang cukup menambah eksotisme tempat ini. 
Pemandangan setelah Tanjakan Pertama
Setelah melewati tanjakan tajam, kami harus melewati turunan yang tak kalah terjalnya. Turunan yang akan menjadi tanjakan terberat selama perjalanan ketika pulang nanti. Di sisi kanan jalan terdapat tebing yang terlihat beberapa air terjun mini yang dapat digunakan sebagai sumber air untuk mengisi perbekalan air kita. Memang sepanjang jalur menuju Danau Tanralili terdapat banyak sumber air. Setelah melewati turunan tajam, jalan yang dilalui merupakan jalur landai dan sesekali turun kemudian menanjak kecil untuk melintasi sungai kecil. Setelah melewati 2 sungai, kami pun harus menghadapi kembali tanjakan tajam yang merupakan tanjakan tajam terakhir sebelum mencapai danau Tanralili. Di tanjakan ini kita harus berhati-hati karena pembatas jalan dengan jurang tersebut menggunakan kawat berduri yang sesungguhnya sangat berbahaya bagi pendaki.
trek "bonus"

Pemandangan dari atas bukit
kawat berduri yang cukup berbahaya
Setelah melewati tanjakan tersebut, kami berada di atas yang dari kejauhan sudah terlihat tenda-tenda para pengunjung lain yang sudah terlebih dahulu tiba yang membuat kami tambah bersemangat untuk segera menuju kesana. Jalan turun dan menanjak yang tidak terlalu tajam mengakhiri jalan kami hingga tiba di Danau Tanralili.
Danau Tanralili,  udara sejuk dan suara gemericik air dari aliran sungai kecil dan air terjun kecil dan nyanyian pengunjung lain yang sesekali terdengar. Danau Tanralili di lembah dari 2 tebing tinggi yang hijau. Ketika malam, bintang-bintang pun terlihat dengan sangat jelas, jauh berbeda jika di perkotaan. Semilir angin menemani malam kami kala itu. 
Danau Tanralili


sisi lain Danau Tanralili
Catatan: dilarang berenang di Danau ini, jangan meninggalkan sampah, dan jaga kebersihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar