Senin, 26 September 2016

Jelajah Ternate-Tidore-Pulau Morotai, Maluku Utara ( Part-1)

Kota Ternate merupakan sebuah Kota yang berada di Provinsi Maluku Utara. Kota ini berada di sebuah Pulau di Kaki Gunung Gamalama. Kota Ternate terkenal akan hasil buminya yaitu Pala dan Cengkeh. Di Kota Ternate juga terdapat kesultanan Ternate yang berdiri sejak abad ke-13. Ternate memiliki Sejarah Panjang tentang perjuangan rakyatnya mengusir Penjajah. Tak heran jika di Ternate banyak ditemukan benteng-benteng peninggalan sejarah.

Hari Pertama

Perjalanan menuju Ternate pun di mulai, Sabtu pagi 17 September 2016 pukul 03.00 WITA, saya pun bersiap menuju Bandara untuk mengejar penerbangan Sriwijaya Air Makassar-Ternate pada Pukul 04.20. menempuh perjalanan 30 menit, saya pun tiba di Bandara dan segera ke Counter Check-in. Pukul 04.30 panggilan Boarding dan saya pun bergegas menuju Pesawat. Perjalanan Makassar menuju Ternate ditempuh dalam waktu 2 jam dengan Waktu di Ternate 1 jam lebih cepat dari waktu di Makassar. Pukul 07.30 saya pun tiba di Bandara Sultan Baabullah, Ternate, suasana Bandara yang cukup ramai di pagi kala itu. 
Gunung Gamalama dari Kejauhan
Landing di Bandara Sultan Baabullah, Ternate
Setibanya di Bandara, saya pun segera berjalan menuju pintu keluar Bandara yang kurang lebih berjarak 1 KM. di Pintu Bandara ini, saya mencarter sebuah oto (Sebutan Angkot di Pulau Ternate) dengan tarif Rp300.000 perhari untuk mengelilingi Pulau Ternate. Saya memililih charter oto karena memang lebih murah jika dibandingkan dengan mencharter mobil sejenis xenia atau avanza yang harganya berkisar Rp500.000-Rp700.000. setelah menaiki oto, saya pun meminta abang supir untuk mengantar saya ke Pelabuhan Ahmad Yani untuk mengecek Jadwal Kapal ke Pulau Morotai. Jadwal Kapal ke Pulau Morotai sangatlah tidak menentu. Untuk menuju Pulau Morotai ada 2 Kapal yang melayani yaitu Kapal KM Geovani dan KM Ratu Maria. Setibanya di Pelabuhan, saya melihat jadwal penyebrangan ke Pulau Morotai ada di hari Minggu Malam Pukul 21.00. jadi saya memutuskan untuk mengelilingi ternate di Hari Sabtu dan Tidore di Hari Minggu.

Setelah dari Pelabuhan Ahmad Yani, saya pun bergegas menuju kawasan Batu Angus. Dari Pelabuhan ke Batu Angus hanya ditempuh dalam waktu 30 menit. Ternate siang itu sangatlah terik, terik panas di Ternate tidak lah jauh dengan Makassar ataupun Surabaya. Lokasi Batu Angus berada di tidak jauh dari Bandara yaitu tepatnya di sebelah barat.  Batu Angus Merupakan sebuah kawasan bebatuan sisa letusan Gunung Gamalama yang sudah mengering dan mengeras dan berubah menjadi hitam. Hamparan batu angus dipadu dengan birunya laut menambah kecantikan kawasan ini. 
Kawasan Batu Angus
Setelah dari Batu Angus, saya pun menuju Pantai Sulamadaha. Pantai Sulamadaha merupakan sebuah pantai yang terkenal dengan bening dan jernih airnya. Perahu-Perahu yang berada di Pantai ini seolah-olah melayang karena jernih dan beningnya air di Pantai ini. Pantai Sulamadaha letaknya tidak jauh dari Batu Angus. Di Pantai Sulamadaha kita dapat menyewa kano, berenang maupun snorkeling dan juga dengan menyewa perahu kita dapat menyebrang ke Pulau Hiri, Sebuah Pulau di seberang Pantai Sulamadaha. bagi yang tidak bisa berenang, jangan takut karena di Pantai ini terdapat penyewaan ban yang dapat kita gunakan untuk bersantai-santai di air. Di Pantai ini juga terdapat kedai makanan yang menjual makanan khas ternate dan kelapa Muda hhmmm yummy. Oh ya untuk masuk ke Pantai Sulamadaha di Pungut tiket sebesar Rp2500/orang dan mobil Rp10.000
Pulau Hiri
Jernihnya Air di Pantai Sulamadaha
Setelah puas bersantai-santai menikmati indahnya dan semilir angin di Pantai sulamadaha, saya Pun segera menuju Danau Tolire Besar. Sebenarnya Danau Tolire ada dua yaitu Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil. Akan tetapi saya mimilih untuk langsung menuju danau Tolire Besar. Danau Tolire Kecil berada di tepi laut jadi saya hanya melihat dari mobil saja. Untuk memasuki Kawasan Danau Tolire Besar dipungut uang masuk yang besarnya sama dengan uang masuk di Pantai sulamadaha. Danau Tolire ini memiliki banyak cerita unik. Mulai dari cerita adanya buaya Putih dan mitos lempar batu. Danau yang memiliki luas 5Ha ini menurut warga sekitar terdapat buaya yang ukurannya besar sekali yang panjangnya hingga 10 meter. Selain mitos buaya, di danau tolire besar ini juga ada cerita mengenai lemparan batu. Konon katanya, sekuat apapun kita melempar batu ke danau tersebut, batu itu tidak akan sampai ke danau dan menghilang. Cerita lain mengenai asal usul danau Tolire adalah legenda hubungan cinta tabu di masyarakat. Jadi menurut cerita, Danau Tolire Besar merupakan desa yang tenggelam karena kutukan. Kutukan tersebut terjadi karena seorang bapak yang berhubungan incest dengan anaknya sendiri. Karena hubungan cinta itu terlarang, sang bapak meminta anaknya untuk lari dari desa. Sang bapak mersakan akan mendapat kutukan. Dan konon desa itupun amblas dan menjadi danau Tolire Besar. Sang anak berhasil lari menuju tepi pantai akan tetapi diapun terkena kutukan dan tanah ditepi pantai itu pun amblas dan menjadi danau Tolire Kecil. 
Danau Tolire Besar
Setelah dari Danau Tolire Besar, saya pun menuju Kafe Florida untuk sekedar melihat Pulau Maitara dan Tidore yang gambarnya ada di pecahan uang seribu. Akan tetapi spot disini tidak lah mirip dengan gambar yang ada dipecahan uang seribu karena terlalu tinggi pengambilan gambarnya. Jadi di kafe ini saya hanya sekedar minum-minum menghilangkan dahaga.
Setelah dari Kafe Florida, saya pun menuju Benteng Kalamata. Benteng Kalamata merupakan saksi bisu bangsa Portugis di Ternate. Menurut sejatah Benteng ini dibangun Portugis untuk menghadapai serangan spanyol dari Rum di Tidore. Ternate merupakan penghasil rempah-rempah terutama Cengkih oleh karena itu kota ini menjadi rebutan para bangsa asing. Benteng Kalamata memiliki empat bastion atau kubu pertahanan yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Di setiap bastion terdapat lubang bidik untuk kepentingan penyerangan. Untuk menuju bastion yang terletak di atas, kita akan melewati tanjakan miring, bukan tangga, yang mungkin digunakan agar mudah mendorong meriam. Benteng ini juga tidak beratap.
Benteng Kalamata
Benteng Kalamata
Setelah dari Benteng Kalamata, saya pun menujupusat kota karena hari sudah mulai sore. Sebagai informasi di Kota ternate banyak penginapan murah disekitar pelabuhan, Pantai falajawa dan taman nukila. 

Berlanjut………...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar