Kamis, 23 Januari 2014

Wisata Surabaya Tanpa Mall Bagian Pertama

Surabaya sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur yang sekaligus sebagai kota terbesar kedua di Indonesia memiliki sejumlah tempat Wisata yang menarik untuk dikunjungi. Sebuahkota besar identik dengan mall-mall yang  banyak tersebar di beberapa sudut kota. kali ini saya mencoba menulis beberapa tempat Wisata yang patut di kunjungi jikalau berkunjung ke Kota Surabaya dan tentu saja bukan mall.

Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan merupakan sebuah monument yang bisa disebut sebagai ikon Kota Surabaya. Tugu yang berbentuk paku terbalik ini  memiliki ketinggian 41,15 meter dan diameter semakin keatas semakin kecil. Tugu pahlawan terletak di pusat kota Surabaya dekat dengan kantor Gubernur Jawa Timur atau tepatnya di jalan pahlawan Surabaya.
Di area tugu pahlawan ini terdapat beberapa patung dan bangunan lain yang melukiskan perjuangan bangsa Indonesia khusunya pertempuran di Surabaya. Di salah satu sisi atau dekat dengan pintu masuk terdapat patung sang proklamator Ir Soekarno dan Moh.Hatta sedang membaca teks proklamasi. Di dekat patung tersebut juga terdapat pilar-pilar yang bercoretan pembangkit semangat kemerdekaan.
Di bawah tanah kawasan tugu pahlawan terdapat museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya. Museum ini dikenal dengan nama museum 10 November. Bangunan museum ini berbentuk piramida kecil. Di dalam museum ini terdapat diorama dan rekaman suara bung tomo. Dan di dalam museum ini juga terdapat beberapa peninggalan seperti senjata, baju-baju dan lain-lain. Di sisi luar terdapat mobil-mobil tua juga.
Untuk masuk ke area tugu pahlawan tidak di pungut biaya dan di buka setiap hari dari pagi hingga sore kecuali akhir pekan hanya sampai pukul 12.00. untuk masuk ke museum di pungut biaya Rp5.000
House Of Sampoerna
House Of Sampoerna merupakan sebuah bangunan bergaya belanda yang ditopang dengan pilar-pilar berbentuk rokok. House Of Sampoerna terletak di kawasan Surabaya Lama atau Kota Tua di Surabaya. di kawasan kota tua ini memnag banyak terdapat bangunan bangunan peninggalan belanda. Tepatnya di jalan taman sampoerna 6. Jalan menuju tempat ini rada masuk kedalam gang akan tetapi banyak petunjuk arah yang menuju museum ini.
House Of Sampoerna dahulu kala merupakan sebuha panti asuhan yang dikelola belanda namun kemudian di beli oleh Liem Seeng Tee yang merupakan pendiri Sampoerna. di komplek museum ini terdapat beberapa gedung. Gedung utama dijadikan museum dan masih dijadikan tempat produksi rokok. Dan dua gedung lagi di sisi kanan dan kiri. Gedung sebelah kanan dijadikan rumah tempat tinggal keluarga sampoerna dan gedung sebelah kiri dijadikan kafe.ketika pertama memasuki komplek ini aroma tembakau yang khas akan tercium.
Gedung utama  terdiri dari dua lantai yang meliputi lantai pertama untuk ruang pamer dan lantai dua untuk penjualan souvenir. Di ruang paling depan terdapat lukisan sang pendiri sampoerna dan silsilah keluarganya dan juga terdapat beberapa koleksi gaun kebaya keluarga sampoerna. Di samping kiri terdapat replika tempat jualan yang digunakan pada saat awal merintis pabrik rokok. Di satu sisi juga terdapat macam macam tembakau yang digunakan untuk bahan membuat rokok. Dan tidak lupa juga ada replika tungku untuk mengeringkan tembakau.
Lebih masuk kedalam kita akan menemui beberapa koleksi korek api, kamera zaman dahulu. Semakin kita masuk kedalam kita memasuki ruang yang lebih besar, di tempat ini terdapat mesin printing kuno, sepeda motor tua pabrikan cekoslovakia dan  ada andong. Ditempat ini juga terdapat alat laboratorium yang digunakan untuk menguji kualitas bahan baku dan hasil produksi pabrik.
Berlanjut ke lantai dua aka nada galeri yang menjual pernak pernik khas museum house of sampoerna. dan dari atas juga kita dapat melihat aktivitas pabrik.
Dari museum ini juga terdapat bis keliling Surabaya gratis. Rute yang dilewati bisa berkeliling kota tua Surabaya.
Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho terletak di jalan gading, Surabaya. Masjid dengan arsitektur cina ini memiliki nilai seni yang tinggi dimana menggambarkan seni cina, jawa, dan islam. Bangunan masjid memiliki delapan sisi dan setiap nomor memiliki artinya sendiri menurut kepercayaan Islam dan Cina. Nama Masjid Cheng Ho diambil dari nama Laksamana Cheng Ho, yaitu seorang Laksamana dari Cina dan menjadi muslim selama masuk ke Majapahit. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar