Tana Toraja merupakan salah satu
wisata andalan di Sulawesi Selatan. Meski Jarak dari kota Makassar cukup jauh,
memakan waktu kurang lebih 8 jam, Tana Toraja tetap memiliki daya magis
tersendiri untuk menarik wisatawan dalam negeri bahkan manca negara. Tana
Toraja terkenal akan upacara adatnya seperti upacara adat kematian yang harus
mengorbankan ratusan kerbau dalam prosesinya. Selain upcara adatnya, wisata
alamnya juga menarik karena berada di daerha pegunungan.
Untuk menuju Tana Toraja, dari
Makassar ada 2 alternatif yaitu melalui jalur udara dan darat. Jika jalur
udara, hanya terdapat 3 penerbangan dalam seminggu yang melayani penerbangan
Makassar-Tana Toraja yaitu di hari Selasa, rabu dan Jumat dengan harga tiket
kurang lebih Rp350.000. untuk jalur darat, kita banyak memiliki alternatif pilihan
bus yang melayani rute Makassar-Toraja antara lain Bus Primadona (No. Telepon telp
: 0411 477 2290 / 0822 9130 5334), Bus Manggala Trans (No. Telepon 0411
582088 / 582828 / 085255543434), Bus Metro Permai (No. telp : 0411
582734 / 0813 4397 9596), Bus Bintang Prima (No.telp. 0411 2122232 /
085242878226), Bus Kharisma Transport (No.Telp. 0813 5505 9400 / 0821
7545 2005). Untuk harga tiket Bus berkisar Rp150.000 hingga Rp250.000
tergantung kelasnya. Untuk jam pemberangkatan Pukul 09.00 dan Pukul 21.00.
Eksplore Tana Toraja dalam satu
hari?kenapa tidak. Kita dapat menggunakan Bus Malam hari dari Makassar hingga
sampai di Toraja pada pagi harinya dan kembali ke Makassar malam harinya. Waktu
itu saya menggunakan Bus Primadona dan memilih pemberangkatan yang malam hari. Perjalanan
menuju Toraja melintasi jalan berliku setelah Kabupatan Enrekang.
|
Bus yang akan membawa saya ke Toraja |
Satu hari di Toraja, kita dapat
memilih eksplore Toraja bagian utara atau Toraja bagian Selatan, akan tetapi
jika kita mampu mengatur waktu dengan baik, kita dapat mengunjungi keduanya. J
|
Rantepao Kala Pagi |
Pagi itu, setibanya di Tana
Toraja, saya bertemu dengan rekan saya Ino, teman dari Backpacker Makassar yang
akan menemani saya muter-muter di Toraja. Setelah istirahat sejenak di Basecamp
pecinta alam toraja, saya pun langsung menuju daerah Tana Toraja bagian utara.
Lokasi Pertama yaitu kami
mengujungi Bori. Bori terletak di Desa Sesean, Toraja Utara. Di Bori ini kita
dapat melihat Menhir-menhir tertata rapi. Untuk membangun batu-batu menhir ini,
masyarakat Toraja harus melakukan ritual khusus yaitu “Rapasan Sapurandanan. Untuk
ritual ini konon katanyaharus mengorbankan minimal 24 kerbau. Menurut kepercayaan,
semakin tinggi menhir tersebut semakin tinggi pula derajat kebangsawanannya. Selain
melihat batu menhir, disini juga kita dapat melihat kuburan bayi didalam pohon
tarra. Bayi yang dikubur didalam pohon adalah bayi yang meninggal dibawah usia
6 bulan.
|
Perjalanan menuju Bori |
|
Batu Menhir |
|
Kuburan Batu |
|
Kuburan Bayi di Pohon |
Setelah dari Bori, kami pun
menuju Lokomata. Lokomata mempunyai arti lubang, yang berarti kuburan di sebuah
batu besar. Jadi ada sebuah batu besar sekali di pinggir jalan yg dilubangi
berbentuk kotak-kotak untuk penempatan jenazah orang yg meninggal.
Lokomata terletak di Desa Lembang Tongabiru. Untuk menuju Lokomata, kita harus melewati
jalan berkelok sekaligus rusak, jadi mesti hati-hati ya :D
|
Perjalanan menuju Lokomata, kita akan melihat batu-batu besar di pertengahan sawah |
|
Lokomata |
Dari Lokomata, kami pun menuju
selatan dan mengunjungi tempat paling terkenal di Toraja yaitu Ketekesu.
Ketekesu merupakan sebuah tempat dimana kita dapat melihat banyaknya Tongkonan
(rumah adat Toraja). Di Ketekesu juga kita dapat melihat tulang belulang
berserakan di makam. Lokasi makam tersebut kurang lebih 100 meter dari
tongkonan-tongkonan tersebut. Ketekesu jaraknya tidak jauh dari pusat kota
Rantepao yaitu terletak di Kampung
Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi. Tongkonan di
Ketekesu lengkap dengan ornamen-ornamen seperti tanduk kerbau. Tanduk-tanduk
kerbau tersebut tersusun rapi dan semakin tinggi tanduk kerbau yang terpasang
di rumah semakin tinggi pula status
sosial sang pemilik rumah.
|
Tongkonan, Rumah adat Toraja |
|
Tulang belulang kuburan di Ketekesu |
|
salah satu kerbanu yang ada di Ketekesu |
Setelah dari ketekesu, kami pun
mampir sebentar disebuah desa yang kala itu sedang melaksakan upacara adat
Rambu Solok. Rambu Solok merupakan upacara adat kematian di Toraja. Rambu Solok
bisa jadi merupakan upacara adat paling meriah dan paling mahal di Indonesia
karena dalam prosesi adat ini harus mengorbankan ratusan kerbau. Pada awalnya,
tata cara upacara Rambu Solok dalam kepercayaan Aluk Todolo, terogolong upacara
yang rumit dan kompleks. Karena dalam upacara Rambu Solok meliputi
tujuh tahapan, yaitu: Rapasan, Barata Kendek, Todi Balang, Todi Rondon,
Todi Sangoloi, Di Silli, Todi Tanaan. Secara umum tujuan dari upacara
yang termasuk kelompok Rambu Solok adalah untuk keselamatan arwah leluhur di
alam puya dan kesejahteraan serta keselamatan manusia di dunia.
Upacara Rambu Solok dilaksakaan dalam beberapa hari, ketika saya datang akan
dilaksakana prosesi adu kerbau.
|
Mapusilaga Tedong atau adu kerbau, salah satu dari rangkaian Rambu Solok |
Setelah melihat sebentar acara
Rambu Solok, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Londa. Londa merupakan
Kuburan batu. Wisata Toraja tidak jauh dengan wisata kuburan. Dinding batu terpampang
peti mati tersusun rapi. Londa terletak di Desa Sandan. Harga tiket masuk ke
kawasan londa sebesar Rp10.000
|
Pintu Masuk Londa |
|
Londa |
Setelah dari Londa, kami pun
menuju Lemo. Lemo dan Londa tidak jauh berbeda yaitu merupakan kuburan di
tebing batu. Lemo terletak di Jalan poros makale-toraja. Harga tiket masuk
sebesar Rp5.000
|
Kuburan batu Lemo |
Setelah dari Lemo, kami pun
menuju Singki. Singki merupakan bangunan tinggi yang biasanya digunakan oleh
para wisatawan untuk melihat kota Rantepao dari ketinggian. Di Singki ini
terdapat Salib besar. Dari singki kita dapat melihat hijaunya persawahan dan
seluruh bangunan di Kota Rantepao.
|
view Kota Rantepao dari Singki |
Setelah dari Singki, kami pun
kembali ke basecamp karena waktu sudah mulai gelap. Toraja dalam satu hari ini
cukup mengesankan. Dan ketika menunggu bus, kebetulan di jalan utama Rantepao
sedang ada acara tahunan yang melibatkan banyak penari adat dari seluruh
kecamatan di Toraja. Beruntungnya ke Toraja ketika sedang banyak event seperti
ini.
|
Event Tahunan di Toraja |
|
Salah satu pedagang di acara tahunan di Toraja |
|
semakin malam semakin meriah dan ramai |
|
bus yang membawa saya kembali ke Toraja |
akhirnya selesai juga perjalanan satu hari di Toraja, daerah dengan adat yang khas. sampai jumpa kembali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar