Waktu menunjukan pukul
00.00, suara gamelan masih terdengar dari kejauhan, udara dingin menusuk tubuh.
saya pun harus bangun dari tidur. Suasana ramai di luar penginapan, rupanya sudah
banyak yang bangun lebih awal dari saya.Iya mereka sengaja bangun sepagi ini agar bisa melihat fenomena alam Blue Fire di KawanIjen
Kawah Ijen, tempat wisata
yang sangat popular di JawaTimur.Ketika kita memasukan kata “Ijen” di mesin pencari
semisal google,banyak sekali artikel-artikel
yang membahas ijen. Kawah Ijen terletak di perbatasan antara Banyuwangi dan Bondowoso.
Kawah ijen merupakan danau kawah
terbesar di Indonesia.Danau yang berwarna kehijauan yang sangat indah.Udara dingin pegunungan membuat tempat ini
menjadi tujuan wisata favorit.
Pukul 01.00, kami pun sudah bersiap
menuju pos paltuding. Paltuding merupakan pos pendakian untuk melakukan perizinan.
Setelah perizinan beres kami pun mulai menelusuri jalan setapak di tengah gelapnya
malam. Berjalan melawan dingin menerobos deburan angin Gunung.
Perlahan kami mendaki, tak terasa
sudah satu jam dan kami pun sampai di pos bunder. Pos yang unik karena berbentuk
lingkaran dan merupakan tempat para penambang tradisional berisitirahat juga.Beristirahat
sejenak setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan.Setelah pos bunder, trek
yang kami lalui relative landai.Di sepanjang perjalanan kitasering kali melihat
para penambang belerang hilir mudik membawa hasil tambangnya.Pemandangan yang
sangat indah membuat trek yang kita lalui menjadi tak terasa.
Dingin malam tak terasa
Gemuruh angin menghilang sunyi
Tatkala cahaya rembulan menyinari
Menjadi petunjuk walau setitik
Awan putih menutup mentari
Merah merona sungguh menggoda
Puncak Gunung mencakar langit
Berselimut kabut di kala pagi
dan teringat sebuah lirik lagu yang sangat menggetarkan jiwa ketika mendaki sebuha gunung
Sepenggal lirik lagu dewa19
Menatap jalan setapak
Bertanya-tanya sampai kapan kah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersamasa habat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta
Masih kah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Di sana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Sejam dari pos bunder, kami
pun sampai di kawah ijen, ternyata sudah cukup ramai dengan bule-bule yang memang sudah berangkat lebih awal dari saya.
Mereka sangat antusias sekali untuk menyaksikan fenomena alam Blue Fire. Blue fire terletak di bawah sehingga
kita harus sedikit menuruni kawah. Karena terlalu ramai kami pun memutuskan hanya
menyaksikan blue fire dari atas.
Blue Fire dari ketinggian
Blue
fire
ini hanya terlihat sekitar pukul 1sampai pukul 4 saja. Setelah puas menyaksikan
blue fire kami pun kembali berjalan menuju
puncak untuk menyaksikan merahnya mentari pagi ketika mulai menyapa.Dari tempat
kami berdiri pun bisa melihat kegiatan pengambilan belerang yang berwarna kuning
cerah.
Sunrise dari Kawah Ijen
Puas menikmati udara pagi dan
indahnya sunrise, kami pun segera
turun ke pos paltuding karena mulai mencium bau belerang yang sangat menyengat.
Kawah ijen memang memiliki sejuta keindahan yang sangat wajar jika banyak wisatawan
yang ingin mengunjungi tempat ini.
Cenderamata khas ijen, dari bahan belerang
Sedikit tambahan, untuk menuju
kawah ijen, dari Surabaya bisa menggunakan bus ke bondowoso dengan waktu tempuh
kurang lebih 7 jam atau dengan KA sritanjung atau Mutiara malam dari stasiun gubeng
dan turun di stasiun karang asem. Dari tempat ini bisa di lanjutkan menggunakan
Elf ke kecamatan sempol kemudian naik ojek ke pos paltuding.Biaya masuk ke kawah ijen Rp2000 saja, cukup murah bukan. Dan kalo butuh penginapan,ketika
itu kami menginap di catimor homestay yang dikelola PTPN di daerah blawan bondowoso
atau di pos paltuding ada penginapansederhana yang dikelola BUSDA.
Sama halnya dalam hidup, untuk menikmati suatu keindahan maha
sempurna ciptaan sang Maha Pencipta memang kadang perlu mengeluarakan ekstra energi
akan tetapi itu semua akan terbayar semua ketika kita dapat mencapainya.
See You next time ijen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar