Allahuakbar Allahuakbar
Kumandang azan subuh membangunkan kami semua termasuk bule
asal Jerman di sebelah yang malah sudah siap untuk melanjutkan perjalanan
beliau di Sumatera Barat. Pagi yang dingin khas bukittinggi dan udara yang
segar membuat kami lebih bersemangat untuk menikmati kota pagi ini.
Setelah semuanya siap, kami pun segera check out dari
guesthouse dan segera menuju tempat kostan salah satu senior saya pas zaman
kuliah untuk menjemput beliau. Suasana jalanan kota yang masih sepi membuat
nyaman perjalanan dan setelah bertemu dengan kak nia kami pun segera menuju
tempat makan untuk sarapan. Kami pun mampir di sebuah warung yang menjual
makanan khas bukit tinggi dan saya memilih bubur kampiun. Bubur kampiun adalah
campuran yang terdiri dari: kolak pisang, bubur candil, bubur sumsum dan ketan
hitam
Bubur Kampiun
Perut pun sudah terisi dan kami pun segera menuju tempat
pertama di hari kedua kami di sumatera barat ini yaitu Ngarai Sianok.
Ngarai Sianok merupakan sebuah lembah yang terkenal dengan
tebing tebingnya. Letak Ngarai Sianok ini tidak jauh dari Lokasi Jam Gadang
tepatnya di perbatasan bukititnggi dengan kabupaten agam.
Pemandangan Ngarai sianok sangat indah. Panorama yang asri
dan udara yang sejuk menjadi daya tarik tersendiri dari tempat ini. Ngarai
Sianok semakin indah karena di “Batang Sianok” kalo diartikan sungai sianok. Jadi
sangat disayangkan kalau berkunjung ke Bukittinggi tetapi tidak mengunjungi
tempat ini. Di dekat Ngarai Sianok ini juga terdapat Gua peninggalan zaman
penjajahan.
Ngarai Sianok
Puas menikmati panorama Ngarai Sianok kami pun bergegas
menuju Lokasi Wisata Pengrajin tenun
Pandai Sikek. Pandai Sikek Merupakan salah satu nagari yang masuk dalam wilayah
kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar atau kurang lebih 12Km dari
BukitTinggi.
Di kawasan Pandai Sikek ini banyak ditemukan
pengrajin-pengrajin songket, cocok yang mau berburu oleh-oleh khas minang.
Tenunan yang khas dan memiliki motif halus mempunyai daya tarik tersendiri.
Ditempat ini juga ada sebuah rumah yang sangat bagus untuk dijadikan objek foto
:D
Selanjutnya kami kembali ke Bukittinggi untuk mengunjungi
rumah Bung Hatta. Siapa yang tidak kenal dengan tokoh Proklamtor ini. Rumah
Bung Hatta ini terletak di Jalan Soekarno-Hatta No 37 dan dijadikan museum oleh
pemerintah kota Bukittinggi. Untuk menuju tempat ini tidak sulit karena
letaknya tidak jauh dari pasar banto, jalan pasar atas, jalan pasar bawah.
Rumah yang masih berdiri kokoh ini walau ada sebagian yang
sudah termakan usia karena material bangunan rumah terdiri dari kayu-kayu.Di
rumah ini terdapat lukisan-lukisan, barang-barang milik Bung Hatta, kereta kuda
bung Hatta Di rumah ini juga terdapat banyak kutipan pidato-pidato beliau.
Setelah ini kami harus kembali ke padang karena harus siap
kembali ke pulau jawa. Sebelum kembali ke Padang kami menyempatkan diri untuk
sekedar membeli oleh-oleh khas minang. Salah satunya keripik sanjai. Keripik
yang sering dibawain temen ane yang orang padang. Keripik Sanjai sejenis
keripik singkong yang rasanya khas sumatera barat rada pedas tapi enak ada lagi
Gelamai, kalo menurut ane sih kayak dodol aja. Di pelataran jam gadang bias
juga beli pernik pernik khas sumatera barat seperti kaos dengan harag yang
terjangkau dan tergantung kemampuan tawar menawar.
Hari semakin siang kami pun segera kembali ke kota padang,
perjalanan siang itu rada macet karena memang banyak wisatawan yang menuju
bukittinggi. Dalam perjalanan kami pun mampir di warung makan Lamun ombak.
Warung makan yang makananya enak (apa karena efek kelaperan). 2 jam perjaalanan
kami pun tiba di Padang di rumahnya yang punya hajat abis nikahan.
Istirahat sejenak dan kami pun harus segera menuju ke
bandara….
Sunset Menuju Bandara Internasional Minangkabau
Bye bye ranah minang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar