Hari Kedua
Minggu, 18 September 2016
merupakan hari kedua di Pulau Ternate. Di hari kedua ini Tujuan Utama adalah ke
Pulau Tidore. Pulau Tidore merupakan pulau disebelah selatan Pulau Ternate. Pulau
Tidore memiliki luas yang sedikit lebih besar dari pada Pulau Ternate. Di Pulau
Tidore ini pun terdapat sebuah Kesultanan Tidore. Menurut Sejarah, Pulau Tidore
sebelumnya dikenal dengan nama Limau Duko atau Kie Duko yang berarti Pulau
bergunung api. Hal ini dikarenakan di Pulau Tidore terdapat Gunung Api Kie
Marijang dan Kie Maburu. Gunung Kie Marijang saat ini sudah tidak aktif
sedangkan Gunung Kie Maburu masih aktif.
Untuk menuju Pulau Tidore, pertama
dari Pusat Kota saya menuju Pelabuhan
Bastiong dengan menggunakan Oto dengan tariff Rp5.000. Dari Pelabuhan Bastiong
kemudian menuju Pelabuhan rum di Tidore menggunakan Speedboat dengan waktu
tempuh 30 Menit. Tarif penyebrangan dari Pelabuhan Bastiong ke Pelabuhan Rum sebesar
Rp10.000. untuk jadi perhatian, gunakanlah speedboat regular saja karena
biayanya lebih murah dibandingkan dengan charter jika kita jalan hanya dengan
sedikit orang :D. di Perjalanan menuju Pulau Tidore kita akan melihat Pulau
Maitara (Pulau yang ada di pecahan uang Seribu) dan gagahnya Gunung di Pulau
Tidore.
Sesampainya di Pulau Tidore,
tujuan pertama saya adalah ke kedaton Tidore. Dari pelabuhan ke kedaton Tidore
dapat menggunakan Oto dengan tariff Rp13.000. dari pelabuhan ke Kedaton waktu
yang ditempuh kurang lebih 30 menit karena jaraknya yang cukup jauh. Sepanjang perjalanan
kita akan memandang pantai yang indah. Sesampainya di Kedaton Tidore, terjadilah
hal yang cukup mengecewakan yaitu Kedaton Tidore sedang direnovasi sehingga
tidak dapat menerima tamu kunjungan. Jadi saya hanya bisa mengintip-ngintip
dari luar saja :(
|
Kedaton Tidore |
Setelah dari Kedaton Tidore, saya
pun menuju Benteng Tore. Lokasi benteng Tore tidak jauh dari Kedaton Tidore. Jaraknya
kurang lebih 200 meter sehingga cukup berjalan kaki saja. Benteng Tore terletak
di daerah yang cukup tinggi sehingga kita dapat memandang luasnya lautan di
sekitar Pulau Tidore. Benteng Tore merupakan Benteng yang dibangun oleh bangsa
Portugis pada tahun 1578. Nama Benteng Tore dikaitkan dengan nama Kapten
Portugis pada kala itu yaitu Hernando De La Tore. Benteng ini dibangun untuk
memantau kapal-kapal yang hendak menyerang portugis pada saat itu.
|
Benteng Tore sisa-sisa Runtuhan |
|
Tangga Menuju Benteng Tore |
|
Check Poin sambil liat birunya lautan |
|
Benteng Tore |
|
dengan view Gunung Kie Maburu |
|
Pemandangan dari atas benteng |
Setelah dari Benteng tore, saya
melanjutkan perjalanan ke Benteng Tahula. Lokasi Benteng Tahula tidak jauh juga
dari Benteng Tore yaitu kurang lebih 500 meter. Untuk menuju Benteng Tahula
diperlukan tenaga ekstra karena kita harus mendaki anak tangga yang cukup
tinggi karenga benteng Tahula berada di lokasi yang tinggi. Menurut Assip, pada
tahun 1607, satu tahun setelah spanyol menaklukan ternate, Juan de Esquel
memerintahkan untuk membangun sebuah benteng di Tidore, namun pembangunan
tersebut urung terlaksana karena kurangnya tenaga kerja. Pembangunan benteng
tahula dimulai pada tahun 1610 oleh Cristobal de Azcqueta menchacha
(1610-1612), akan tetapi pembanguna tersbeut juga tidak selesai. Barulah
pembangunan benteng tersebut kembali dilanjutkan pada tahun 1613 dan selesai
pada tahun 1615 pada masa Gubernur
Spanyol Don Jeronimo De silva (1612-1617) dan memberi nama Sanctiago Caualleros
de los de la de ysla Tidore.
|
Sejarah Benteng Tahula |
|
View Kota |
Setelah dari Benteng Tahula, saya
pun kembali ke Pelabuhan Rum untuk kembali ke Pulau Ternate dan bersiap untuk
menuju Pelabuhan Ahmad Yani dan menaiki Kapal KM Ratu Maria untuk menuju Pulau
Morotai…..
|
Kembali ke Ternate |
Berlanjut………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar