"Puncak Bukan Bicara Soal Ketinggian. Ia Adalah Sebuah Titik Dimana Kita Bisa Berdiri Dengan Perasaan Tenang, Bebas dan Bahagia. Titik Yang Membuat Kita Bisa Melihat Segala Hal Dari Dimensi Yang Lebih Tinggi Secara Lebih Luas, Lebih Dewasa, dan Lebih Bijaksana" -
- Fahd Djibran (Perjalanan Rasa)
Selalu ada Cerita Ketika Matahari Terbit |
Jawa Barat memang memiliki wisata
alam yang sangat indah baik pantai maupun Gunung. Sudah lama sejak penempatan
definitif ke Surabaya tidak main-main ke daerah Jawa Barat. Paling ya Cuma numpang
lewat aja ketika pulang ke Tangerang dari Surabaya kalau naik kereta Api. Apalagi
sekarang sudah mutasi ke Makassar. Terakhir kali naik gunung di daerah Jawa
Barat pada 2012 silam yaitu Gunung Gede. Kali ini mau cerita sedikit tentang
pendakian gunung tertinggi di Jawa Barat yaitu Gunung Ciremai.
Gunung Ciremai merupakan gunung
yang secara administratif berada di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka.
Gunung Ciremai memiliki ketinggian 3078 meter dari permukaan laut. Gunung
Ciremai secara resmi memiliki tiga jalur pendakian yaitu Jalur Palutungan, Apuy
dan Linggarjati. Pada kesempatan kali
ini mau sedikit bercerita pendakian Gunung Ciremai melalui jalur palutungan.
Pendakian Gunung Ciremai ini
sudah agak lama sih pas masih penempatan di Surabaya akan tetapi baru sempat
nulisnya heheh.
Star awal saya dan 1 rekan saya
dari stasiun Pasar Turi Surabaya ketika itu kami hanya berdua saja dari
Surabaya dan akan bertemu dengan 5 orang teman yang lain di Terminal Cirebon.
Kereta Api berangkat dari Surabaya tepat Pukul 21.00 dengan menumpang KA
Kertajaya. Peluit dari pengatur perjalanan kereta api telah ditiupkan
menandakan perjalanan kami di mulai. Beberapa menit kereta berjalan, kami pun
telah terlelap tidur karena mungkin kecapean setelah bekerja seharian. Setelah
menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam, kami pun tiba di Stasiun Cirebon.
Setelah turun dari kereta, kami
pun istirahat sejenak meluruskan punggung dan solat subuh kemudian dengan
menumpak ojek kami menuju Terminal Cirebon. Di Terminal Cirebon kami telah ditunggu
5 rekan kami yang sudah dari dini hari tiba. Rombongan berlima ini merupakan
teman-teman dari Jakarta. Setelah kumpul semua, segera kami menuju angkutan
umum sejenis elf untuk menuju Kuningan dan bilang saja ke supirnya minta
diturunkan di jalan menuju Pos pendakian Gunung Ciremai. Pos Pendakian Via
Palutungan memamng sudah sangat terkanl sehingga sangat mudah untuk
menemukannya. Tarif Elf untuk menuju Kuningan sebesar Rp15.000. setelah turun dari elf, kami menaiki angkot
untuk menuju basecamp Palutungan dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam dan
tarif Rp15.000.
Sesampainya di basecamp, kami pun
segera mengurus Simaksi atau perizinan pendakian. Biaya retribusi pendakian
gunung ciremai sebesar Rp50.000. tarif ini memang agak mahal akan tetapi sesuai
dengan yang kami dapatkan. Dengan biaya Rp50.000 tersbeut kami sudah
mendapatkan nasi bungkus per orang setelah pendakian selesai.
Basecamp Jalur Palutungan |
Papan Informasi Pendakian via Jalur Palutungan |
Pukul 09.00 kami siap mendaki.
Untuk menuju Puncak Gunung Ciremai kami harus melewati 8 Pos. Jarak dan waktu
tempuh antar pos berbeda-beda. Setelah berdoa demi keselamatan tim, kami pun
memulai melangkahkan kaki kami perlahan. Pendakian yang dimulai pagi hari,
udara sejuk khas pegunungan masih sangat terasa, berjalan langkah demi langkah
memasuki Desa Palutungan dan kemudian ladang sayur milik warga. Dari Basecamp ini untuk menuju pos 1
memerlukan waktu kurang lebih 2 jam. Jalur dari basecamp menuju pos 1 atau yang
sering disebut pos Cigowong didominasi dengan jalur menanjak dan memasuki kawasan hutan yang rindang. Pos 1 merupakan
pos dengan lahan yang luas yang dan terdapat sumber mata air. Sumber mata air
ini merupakan sumber mata air terakhir sepanjang jalur pendakian. Pos Cigowong
berada di ketinggian 1450 mdpl.
Ladang tanaman sayur milik warga |
banyak petunjuk arah sepanjang jalur |
Pos Bayangan sebelum Pos 1 |
Masuk ke Pos 1 (Cigowong) |
Pos Cigowong |
Istirahat sejenak di Pos 1 |
Dari Pos 1 ke Pos 2 hanya
menempuh waktu 30 menit. Jalur yang dilalui berupa jalan menanjak curam akan
tetapi karena di dalam hutan yang rindang sehingga tidak begitu terasa
lelahnya. Pos 2 ini sering disebut sebagai Pos Kuta dengan ketinggian 1575
mdpl.
Pos 2 |
Pos 2 menuju Pos 3 membututuhkan
waktu kurang lebih 1 jam. Jalur yang dilalui berupa jalur landai akan tetapi
sedikit memutar dengan menembus rimbunnya hutan dengan suasana yang sangat asri
dan udara sangat sejuk. Pos 3 atau lebih dikenal sebagai Pos Paguyangan badak
berada di ketinggian 1800 mdpl.
Pos 3 |
Pos 3 menuju Pos 4 membutuhkan
waktu kurang lebih 1 jam dengan jalur yang cukup menguras tenaga karena jalur
yang dilewati merupakan jalur menanjak yang cukup panjang. Pos 4 dikenal
sebagai Pos Arban yang berada di Ketinggian 2050 mpdl.
Pos 4 menuju Pos 5 memerlukan
waktu kurang lebih 30 menit. Pos 5 ini sering disebut sebagai tanjakan asoy
karena akan melewati tanjakan panjang, curam dan bisa dibilang cukup ekstrim.
Tanjakan yang cukup ekstrim ini membuat kami harus lebih ekstra hati-hati
melewati jalan ini. Tanjakan asoy berada di ketinggian 2108 mdpl.
Perjalanan dari Pos 5 menuju Pos
6 masih didominasi dengan tanjakan ekstrim yang cukup panjang. Untuk sampai di
Pos 6 memerlukan waktu kurang lebih 1 jam. Pos 6 ini lebih dikenal sebagai Pos
Pesanggrahan yang berada di ketinggian 2200mdpl.
Dari Pos 6 menuju Pos 7 masih
didominasi dengan jalan menanjak akan tetapi sedikit berbeda karena jalan yang
dilewati berupa bebatuan yang sebelum pos 6 ini masih berupa tanah. Jalur
menanjak bebatuan ini merupakan sisa-sisa lava letusan Gunung Ciremai. Di Pos 7
merupakan jalur persimpangan antara jalur Palutungan dengan jalur Apuy. Di
jalan menuju pos 7 ini kami sudah memasuki kawasan yang sudah ditumbuhi tanaman
edelwise. Pos 7 ini dikenal sebagai Pos Sanghiyang Ropoh yang berada di
ketinggian 2650 mdpl. Waktu tempuh dari pos 6 menuju pos 7 kurang lebih 1 jam.
Jalur Percabangan |
Perjalanan dari Pos 7 menuju Pos
8 semakin berat karena tidak hanya jalan yang semakin menanjak ekstrim dengan
jalan berbatu, tetapi juga kondisi yang sudah mulai gelap. Pos 8 ini sering disebut
sebagai Pos Goa Walet karena di Pos ini ada sebuah gua. Untuk menuju pos 8 ini
kami harus berhati-hati karena letak pos ini di sisi kanan dan harus menuruni
jalan setapak. Dari pos 7 menuju pos 8 ini memerlukan waktu kurang lebih 45
menit. Di Pos 8 ini lah favorit para pendaki untuk bermalam sebelum keesokan
harinya menuju Puncak.
Pos 8 |
Setelah tidur yang cukup, pukul
05.00 pun kami melangkah menuju Puncak Gunung Ciremai. Dari Pos 8 untuk menuju
puncak memerlukan waktu 30 hingga 45 menit. Jalur yang dilalui sudah pasti
menanjak dan jalur yang sedikit sempit sehingga memerlukan ekstra kesabaran. Dari
Puncak Gunung ciremai ini, pemandangan matahari terbit sangat indah. Lautan
diatas awan terlihat begitu mempesona. Dari Puncak juga kita dapat melihat
pemandangan kota Majalengka dan Kuningan.
Sunrise dari Puncak Gunung Ciremai |
Punggungan Gunung Ciremai |
Kawah Gunung Ciremai |
Jangan mengambil apapun kecuali foto
Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar