Di hari Minggu yang cukup cerah ini,
setelah sabtu kemarin dari siang hingga
malam hujan cukup deras, Doa Jomblo-Jomblo kali ini terkabul hahah.
Lembah Ramma |
Sudah pernah dengar nama Lembah Ramma?iya Lembah Ramma,
Selain Danau Tanralili, di Kaki Gunung Bawakaraeng juga menyimpan tempat lain
yang tidak kalah menawan dengan Danau Tanralili. Lembah Ramma menyajikan
pemandangan hijaunya rerumputan dengan suasana pegunungan yang sejuk, gak kalah
deh dengan yang ada di Luar Negeri sana.
Awal tau tempat ini sih dari tahun lalu ketika saya melakukan
pendakian Gunung Bawakaraeng. Rekan seperjalanan saya mengatakan bahwa di Kaki
Gunung Bawakaraeng terdapat suatu lembah cantik nan menawan. Gunung Bawakaraeng
dan Lembah Ramma memang tak terpisahkan, Puncaknya menawan lembahnya juga
menawan.
Lembah Ramma secara administratif terletak di Kabupaten Gowa.
Kabupaten yang lokasinya bersebelahan dengan Kota Makassar. Untuk menuju Lembah
Ramma, rute yang dilalui tidak begitu sulit. Dari Makassar, kita harus menuju
desa terakhir yang bernama Desa Lembanna. Desa ini merupakan desa yang sama
dengan rute pendakian munuju Puncak Gunung Bawakaraeng. Desa Lembanna terletak
di Kecamatan Tinggi Moncong, Malino kurang lebih 80 KM dari Kota Makassar.
Perjalanan saya dan teman-teman saya menuju Lembah Ramma pada
bulan Agustus 2017 kemarin. Setelah tiba
di Lembah Ramma, kami pun memulai pendakian. Oh iya, di Lembanna tidak ada
basecamp sehingga kita memarkirkan kendaraan di rumah-rumah warga. Perjalanan awal
kami melewati perkebunan sayur milik warga. Rute yang sama untuk menuju Puncak
Bawakaraeng hingga Pos 1. Pos 1 ini merupakan persimpangan antara menuju puncak
Bawakaraeng dan Lembah Ramma. Jika menuju puncak bawakaraeng kita mengambil
jalur kiri dan untuk menuju Lembah Ramma kita harus mengambil jalur kanan.
Pos 1, percabangan antara puncak dan lembah ramma |
Dari pos 1 ini jalur yang dilalui masih relatif landai hingga
kita menemui sebuah danau kecil yang saya tak mengetahu nama danau tersebut. Setelah
melewati danau, kita akan mulai memasuki hutan lumut yang cukup lembab. “Tidak
Selamanya Menuju Lembah Itu Jalan Menurun”, itulah suatu yang saya dapat ungkapkan.
Setelah melewati hutan lumut, perjalanan semakin cukup berat, jalan datar,
mendaki kemudian menurun kembali dan menyebrangi sungai hingga beberapa kali
(kalau tidak salah hingga 7 kali). Cukup menguras tenaga, akan tetapi dibawa
santai aja sambil menikmati sejuknya udara. Satu lagi jika kita berjalan, kita
harus berhati-hati karena banyak sekali kotoran sapi di sepanjang jalan, karena
jalur ini merupakan memang dilewati sapi-sapi juga.
Setelah kurang lebih tiga jam berjalan dengan melewati jalan
naik turun, kami pun tiba di Puncak Talung. Puncak Talung merupakan sebuah
bukit yang berada di atas Lembah Ramma. Dari Puncak Talung ini kita sudah dapat
melihat keindahan Lembah Ramma dengan catatan tidak tertutup kabut. Dari Puncak
Talung ini juga kita dapat melihat Danau Tanralili dari kejauhan. Terkadang beberapa
pendaki juga bermalam di Puncak Talung ini akan tetapi di lokasi ini tidak
terdapat sumber air.
Pemandangan dari Puncak Talung, saat berkabut (saat baru tiba di Puncak Talung) dan saat tidak tertutup kabut (saat kembali pulang) |
Setelah berisitirahat cukup lama di Puncak Talung, kami pun
melanjutkan perjalanan kembali menuju Lembah Ramma. Perjalanan kali ini kami
menuruni bukit dengan jalur yang cukup terjal. Langsung membayangkan, turunnya
saja begini terjalnya bagaimana besok ketika kembali pulang dengan jalur yang
terjal begini. Dari Puncak Talung hingga Lembah Ramma menempuh waktu kurang
lebih satu jam.
Ketika sore tiba di Lembah Ramma |
Akhirnya kami pun tiba di Lembah Ramma. Pemandangan padang rumput nan hijau dengan
aliran sungai yang indah pun tersaji di depan kami. Air sungai yang begitu
jernih langsung kami minum untuk menghilangkan dahaga yang melanda. Beristirahat
sejenak, kami pun segera mendirikan tenda karena waktu sudah semakin sore.
Ketika malam di Lembah Ramma, udara cukup dingin dan angin
yang begitu kencang. Bintang-bintang terlihat begitu jelas. Sesuatu yang jarang
kami lihat jika di kota yang penuh polusi. Pagi hari begitu indah dengan
suasana yang begitu sejuk. Dari kejauhan banyak sapi-sapi sedang sarapan pagi
dengan memakan rumput di Lembah Ramma.